BAB
5 PEMUAIAN ZAT DAN PERPINDAHAN KALOR
Pemasangan rel kereta
api perlu mempertimbangkan pemuaian zat padat. Apabila jarak antara dua rel
tidak cukup lebar, rel akan melengkung. Apabila hal ini terjadi, tentu sangat
membahayakan keselamatan penumpang. Bagaimanakah peristiwa pemuaian rel seperti
tampak pada gambar dapat dijelaskan?
Kata Kunci: pemuaian, koefisien muai panjang, anomali air,
konduksi, konveksi, radiasi, konduktor, isolator
imperial.ac.uk
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
- Memahami wujud zat dan perubahannya.
|
3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu
suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
|
Peta Konsep
menyebabkan selalu
berhubungan
terdiri
perpindahannya
dibedakan menjadi dinamakan
melalui medium melalui medium
Pendahuluan
Pada umumnya zat akan memuai
apabila dipanaskan dan menyusut apabila didinginkan. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak dijumpai peristiwa pemuaian. Untuk mengantisipasi pemuaian,
sambungan rel kereta api perlu diberi celah dengan jarak tertentu. Kabel kawat
listrik pada umumnya dipasang kendor pada musim panas sehingga ketika menyusut
pada musim dingin kawat tidak putus. Pada siang hari yang sangat panas, petani
di sawah sering menutupi ban sepedanya dengan jerami. Gelas sering pecah
apabila diisi dengan air mendidih. Bagaimanakah peristiwa-peristiwa ini dapat
dijelaskan? Pada bagian ini kalian akan mempelajari konsep pemuaian dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, bagian ini juga akan
membicarakan proses perpindahan kalor. Apakah perbedaan antara konduksi,
konveksi, dan radiasi?
A. Pemuaian Zat
Kalian telah
mempelajari bahwa zat terdiri atas partikel-partikel yang dapat bergerak bebas.
Kalian telah mengetahui bahwa ada gaya
tarik-menarik antarpartikel. Gaya
antarpartikel dalam zat padat dapat digambarkan seperti pegas, sebagaimana
tampak pada Gambar 5.1. Setiap partikel zat padat dapat bergetar. Apabila zat
padat dipanaskan energi getaran partikel-partikelnya bertambah besar dan jarak
antarpartikel menjadi bertambah. Akibatnya, ukuran zat padat menjadi bertambah.
Pertambahan ukuran zat akibat pemanasan inilah yang dinamakan pemuaian. Pemuaian
dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan gas. Gambar 5.2 menunjukkan penggaris
baja yang sama, tetapi memiliki suhu yang berbeda. Perhatikan perubahan setiap
bagian penggaris: skala, angka, dan lubang. Semua bagian penggaris bertambah
secara berimbang (proporsional).
brantacan.co.uk
Gambar 5.1 Kita dapat
menggambarkan gaya-gaya antarpartikel yang berdekatan dalam zat padat dengan
menganggap bahwa partikel-partikel itu dihubungkan dengan pegas.
Gambar 5.2 Penggaris
yang sama, tetapi memiliki suhu yang berbeda.
1. Pemuaian Zat Padat
Salah satu
peristiwa pemuaian zat padat adalah gelas kosong yang diisi dengan air mendidih
menjadi retak. Peristiwa ini terjadi
karena bagian dalam gelas memuai terlebih dahulu daripada bagian luar gelas.
Pemuaian zat padat dibedakan menjadi tiga, yaitu: pemuaian panjang, pemuaian
luas, dan pemuaian volume.
Pemuaian Panjang
Apabila zat padat
dipanaskan, zat padat itu akan memuai ke segala arah. Artinya, ukuran panjang,
luas, dan volumenya menjadi bertambah. Untuk benda padat yang berbentuk batang
dengan luas penampang kecil, misalnya jarum jahit, kita hanya dapat
memperhatikan pemuaian panjang saja. Untuk mempelajari pemuaian panjang, kalian
dapat menggunakan alat yang dinamakan Musschenbroek
(Gambar 5.3). Untuk mengetahui prinsip kerja alat Musschenbroek, kalian dapat
melakukan Kegiatan 5.1 di bawah ini.
Kegiatan 5.1
Menyelidiki Pemuaian Panjang
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat Musschenbroek, pembakar spiritus, tiga
batang logam yang berbeda jenis.
Prosedur Kegiatan
- Pasanglah
ketiga logam pada alat Musschenbroek.
- Panaskan ketiga logam itu dengan menggunakan
pembakar spiritus. Perhatikan perubahan skala yang ditunjukkan oleh
masing-masing jarum. Apakah skala yang ditunjukkan oleh setiap jarum sama?
- Bagaimanakah kesimpulan kalian?
geocities.com
Gambar 5.3
Menyelidiki pemuaian zat padat dengan alat Musschenbroek.
Apabila
Kegiatan 5.1 berhasil dengan baik, dengan alat Musschenbroek kalian dapat
mengamati bahwa pemuaian panjang ketiga logam berbeda-beda. Misalnya, pemuaian
panjang aluminium lebih besar daripada pemuaian panjang baja.
Untuk
menjelaskan pemuaian panjang logam, perhatikan sebatang logam yang panjangnya l0 pada suhu t0. Apabila logam itu
dipanaskan sampai suhu t1,
panjang logam menjadi l1
(Gambar 5.4).
l0 Dl
l1
Gambar 5.4
Pertambahan panjang logam.
Jadi,
untuk kenaikan suhu
logam bertambah
panjang sebesar
Hasil percobaan
menunjukkan bahwa pertambahan panjang zat padat bergantung pada 3 faktor,
yaitu:
(1)
panjang mula-mula,
(2)
perubahan suhu, dan
(3)
jenis zat.
Secara matematis, pertambahan
panjang zat padat dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(5-1)
dengan
: pertambahan
panjang,
: panjang batang
mula-mula,
: perubahan suhu,
: koefisien muai
panjang.
Koefisien muai panjang setiap
jenis logam yang berbeda akan memiliki nilai yang berbeda. Jadi, koefisien muai
panjang menunjukkan jenis logam. Satuan koefisien muai panjang dapat diperoleh
berdasarkan Persamaan (5-1), yaitu:
Dengan demikian,
Jadi, satuan koefisien muai
panjang adalah per oC atau per K. Tabel 5.1 menunjukkan nilai
koefisien muai panjang untuk beberapa jenis zat padat.
Tabel 5.1 Koefisien Muai Panjang
Beberapa Jenis Zat Padat.
Jenis Zat Padat
|
Koefisien Muai Panjang (per oC)
|
Aluminium
|
0,000024
|
Kuningan
|
0,000020
|
Tembaga
|
0,000017
|
Kaca
|
0,000009
|
Invar (paduan besi-nikel)
|
0,0000009
|
Kuarsa
|
0,0000004
|
Baja
|
0,000012
|
Contoh Soal
Sebuah jembatan yang dibuat dari
baja pada suhu 30oC panjangnya 100 m. Berapakah pertambahan panjang
baja itu apabila suhunya naik menjadi 60oC?
Penyelesaian
Panjang baja mula-mula l0 = 100 m
Pertambahan suhu
Koefisien muai panjang baja
Dengan menggunakan Persamaan
(5-1), diperoleh
Jadi, pertambahan panjang kawat
baja adalah
Latihan
- Sebatang rel kereta api yang terbuat dari baja pada
suhu 25oC panjangnya 20 m. Jika koefisien muai panjang baja
0,000012/oC, berapakah perubahan panjang rel kereta
api pada suhu 55oC?
- Sebatang logam pada suhu 20oC panjangnya
100 cm, sedangkan pada suhu 100oC panjangnya 100,072 cm.
Berapakah koefisien muai panjang logam tersebut?
Pemuaian Luas
Apabila
zat padat berbentuk pelat dipanaskan, terjadi pemuaian dalam arah panjang dan
lebarnya. Dengan kata lain, pelat itu mengalami pemuaian luas. Gambar 5.5
menunjukkan sebuat pelat logam yang pada suhu t0 panjangnya p0 dan lebarnya l0. Jadi luas pelat pada suhu
t0 adalah A0 = p0 × l0.
Apabila pelat itu dipanaskan sampai suhu t,
maka panjangnya bertambah sebesar Dp dan lebarnya bertambah sebesar Dl. Dengan demikian, zat padat berbentuk pelat yang dipanaskan akan
memuai. Seperti pada pembahasan pemuaian panjang, pertambahan luas zat padat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus
(5-2)
dengan
: pertambahan
luas,
: luas pelat
mula-mula,
: perubahan suhu,
: koefisien muai
luas.
Perlu diketahui, hubungan antara
koefisien muai panjang a
dan koefisien muai luas b
adalah b = 2a.
l
Dl
p
D
Gambar 5.5 Pemuaian
luas.
Pemuaian Volume
Zat padat yang
berbentuk kubus, balok, atau bola apabila dipanaskan volumenya juga akan
memuai. Seperti pada pembahasan pemuaian panjang, pertambahan volume zat padat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus
(5-3)
dengan
: pertambahan volume,
: volume zat
padat mula-mula,
: perubahan suhu,
: koefisien
muai volume.
Perlu diketahui, hubungan antara
koefisien muai panjang a
dan koefisien muai volume g adalah g = 3a.
- Pemuaian zat padat apabila dipanaskan dimanfaatkan
untuk memasang roda pada ban kereta api yang terbuat dari baja. Ban baja
yang berukuran sedikit lebih kecil dari rodanya, dipanaskan sehingga
volumenya memuai. Akibatnya, lubang tempat roda menjadi bertambah luas
sehingga roda dapat dipasang. Ketika ban menjadi dingin, luasnya menyusut
sehingga ban dapat mencengkeram roda dengan kokoh.
- Mengeling adalah menyambung dua pelat logam dengan
menggunakan paku keling. Mula-mula paku keling dipanaskan sampai berwarna
putih pijar. Selanjutnya, paku dimasukkan ke dalam lubang dua logam yang
akan di sambung. Setelah itu, paku dipukul hingga rata dengan pelat.
Ketika paku menjadi dingin volumenya menyusut sehingga dapat menjepit dua
pelat dengan kuat.
- Keping bimetal adalah dua logam dengan koefisien muai panjang berbeda yang direkatkan
jadi satu (Gambar 5.6). Bahan logam yang biasa digunakan untuk membuat
bimetal adalah perunggu dan invar (logam paduan antara nikel dan baja).
Koefisien muai panjang perunggu lebih besar daripada invar. Keping bimetal
sangat peka terhadap perubahan suhu. Apabila keping bimetal dipanaskan,
keping akan melengkung ke arah logam dengan koefisien muai panjang kecil.
Sebaliknya, apabila keping bimetal didinginkan, keping akan melengkung ke
arah logam dengan koefisien muai panjang besar. Beberapa alat yang
memanfaatkan bimetal, misalnya: termostat, termometer bimetal, saklar, dan
lampu sein sepeda motor atau mobil.
capgo.com
Gambar
5.6 Bimetal.
Prinsip kerja termostat dan
termometer bimetal telah kalian pelajari di Bab 4. Nah, tugas kalian adalah
membuat karya tulis untuk menjelaskan manfaat bimetal pada saklar dan lampu
sein pada sepeda motor atau mobil.
Pertanyaan Diskusi
- Jelaskan pengertian koefisien muai panjang dengan
kata-katamu sendiri.
- Apabila perubahan suhu diubah dari oC
menjadi K, apakah nilai koefisien muai panjang berubah?
2. Pemuaian Zat Cair
Sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk wadahnya. Oleh
karena itu, dalam zat cair hanya dikenal pemuaian volume. Kalian telah
mempelajari bahwa pemuaian zat cair merupakan prinsip kerja termometer. Pemuaian zat cair berbeda-beda, tergantung
pada jenis zat cair. Untuk memahami hal ini, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.2
di bawah ini.
Kegiatan 5.2 Memahami
Pemuaian Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Tiga labu gelas berpipa yang
berukuran sama, bejana, dan tiga jenis zat cair (misalnya, air, minyak, dan
alkohol)
Prosedur Percobaan
- Isilah masing-masing labu gelas dengan air, minyak,
dan alkohol. Usahakan ketiga permukaan zat cair tingginya sama.
- Masukkan ketiga labu gelas ke dalam bejana yang
berisi air panas.
- Beberapa saat kemudian, perhatikan tinggi permukaan
zat cair dalam setiap labu gelas. Apakah ketiga zat cair memiliki tinggi
permukaan yang sama?
- Apakah kesimpulan kalian?
Kegiatan 5.2 menunjukkan bahwa
setelah labu gelas yang berisi zat cair dimasukkan ke dalam air panas, ternyata
tinggi zat cair tidak sama. Artinya, pemuaian zat cair bergantung pada jenis
zat cair. Besaran yang membedakan besarnya pemuaian zat adalah koefisien muai
volume. Tabel 5.2 menunjukkan koefisien muai volume beberapa zat cair.
Tabel 5.2 Koefisien Muai Volume
Beberapa Zat Cair
Jenis Zat Cair
|
Koefisien Muai Volume (per oC)
|
Raksa
|
0,00018
|
Alkohol metil)
|
0,00120
|
Alkohol (etil)
|
0,00110
|
Parafin
|
0,00090
|
Gliserin
|
0,00049
|
Kalian telah
mempelajari bahwa baik zat padat maupun zat cair mengalami pemuaian volume.
Akan tetapi, pemuaian volume zat cair biasanya lebih besar daripada pemuaian
volume zat padat. Dalam kehidupan sehari-hari kalian dapat menjumpai peristiwa
yang menunjukkan bahwa pemuaian zat cair lebih besar daripada pemuaian zat
padat. Misalnya, ketika kalian memanaskan air dengan menggunakan teko. Ketika
air dan teko dipanaskan, keduanya memuai. Perhatikan bahwa ketika air akan
mendidih terdapat air yang tumpah. Hal ini menunjukkan bahwa air (zat cair)
memuai lebih besar daripada teko (zat padat). Nah, sekarang coba sebutkan
beberapa contoh lain yang menunjukkan bahwa zat cair memuai lebih besar
daripada zat padat!
Anomali Air
Pada umumnya zat
akan memuai apabila dipanaskan. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk air
pada suhu antara 0
oC sampai 4
oC. Apabila air dipanaskan
dari suhu 0
oC sampai 4
oC, volume air menyusut dan
mencapai volume minimal pada suhu 4
oC. Setelah suhu 4
oC
volume air memuai apabila dipanaskan. Perilaku aneh air ini dinamakan
anomali air. Anomali sendiri artinya
ketidakteraturan. Gambar
5.7 menunjukkan
hubungan masa jenis air sebagai fungsi suhu. Sebagaimana telah kalian pelajari,
massa jenis zat
dinyatakan dengan rumus
Volume air minimal
terjadi pada suhu 4
oC. Karena
massa
air tetap, maka
massa
jenis air maksimum terjadi pada suhu 4
oC. Ketika air membeku menjadi
es, volumenya membesar. Itulah sebabnya es terapung pada permukaan air.
Parafin dan
bismuth merupakan contoh lain zat yang memiliki sifat anomali
seperti air.
pierecollege.com
Gambar 5.7 Grafik massa jenis air sebagai
fungsi suhu. Pada suhu 4oC volume air minimum sehingga massa jenisnya maksimum.
Sifat
anomali air memegang peranan penting pada kehidupan hewan dan tumbuhan air
selama musim dingin. Ketika air danau atau sungai bersuhu di atas 4oC
dan mulai mendingin karena bersentuhan dengan udara dingin di atasnya, air di
permukaan tenggelam karena memiliki massa
jenis yang lebih besar. Air yang tenggelam ini digantikan oleh air yang lebih
hangat di bawahnya. Proses ini berlangsung terus sampai suhunya mencapai 4oC.
Ketika suhu permukaan danau turun menjadi kurang dari 4oC, massa jenis air di permukaan lebih kecil daripada massa jenis air di
bawahnya. Akibatnya, aliran air ke dasar danau berhenti. Air di permukaan danau
tetap terjaga lebih dingin dibandingkan dengan air di bawahnya. Ketika air di
permukaan membeku, es terapung karena massa
jenis es lebih kecil daripada massa
jenis air. Air di dasar danau tetap 4oC sampai hampir seluruh
seluruh air membeku.
Apabila
air berperilaku seperti zat lain, penyusutan akan berlangsung terus ketika
terjadi pendinginan sehingga air di dasar danau akan membeku terlebih dahulu.
Apabila hal ini terjadi tentu akan membinasakan seluruh hewan dan tumbuhan di
dasar danau yang tidak tahan beku. Jadi, dengan adanya sifat anomali air
menyebabkan air jarang membeku seluruhnya. Lapisan es di permukaan danau dapat
berfungsi sebagai penyekat untuk mengurangi aliran kalor dari air ke udara
dingin di atasnya. Sifat anomali air yang sangat menakjubkan ini menyebabkan
hewan dan tumbuhan air di daerah dingin tidak punah selama musim dingin akibat
membekunya air.
3. Pemuaian Gas
Sifat gas adalah
volume berubah dan selalu mengisi seluruh ruangan. Oleh karena itu, apabila gas
dipanaskan volumenya memuai. Untuk menunjukkan bahwa gas memuai apabila
dipanaskan, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.3 di bawah ini.
Kegiatan 5.3 Menyelidiki
Pemuaian Gas
|
|
Alat dan Bahan
Botol, karet gelang, balon, dua
baskom, air panas dan air dingin secukupnya.
Prosedur Percobaan
- Masukkan mulut balon ke dalam mulut botol dan
ikatlah dengan karet gelang.
- Tuangkan air panas ke dalam baskom. Selanjutnya,
masukkan bagian bawah botol ke dalam air panas. Setelah ditunggu beberapa
saat, apa yang terjadi?
- Tuangkan air dingin ke dalam baskom. Selanjutnya,
pindahkan botol dari panas ke air dingin. Setelah ditunggu beberapa saat,
apa yang terjadi?
- Berdasarkan pengamatan pada langkah 2 dan 3, apakah
kesimpulan kalian?
Ketika kalian
memasukkan bagian bawah botol ke dalam baskom yang berisi air, udara dalam
botol memuai. Akibatnya, balon mengembang. Ketika bagian bawah botol dimasukkan
ke dalam baskom yang berisi air dingin, udara dalam botol suhunya turun
sehingga volumenya menyusut. Akibatnya, balon kempes. Jadi, Kegiatan 5.3
membuktikan bahwa udara (gas) memuai apabila dipanaskan.
Pengaruh suhu
terhadap volume gas dapat juga diselidiki dengan menggunakan alat yang
dinamakan dilatometer. Alat ini
terdiri atas labu kaca, sumbat karet, dan pipa kapiler panjang yang salah satu
ujungnya dimasukkan ke dalam labu kaca melalui sumbat karet. Untuk menggunakan
dilatometer, baliklah dilatometer dan masukkan ujung pipa kapiler ke dalam
bejana yang berisi air. Berdasarkan sifat pipa kapiler, air akan naik di dalam
pipa kapiler. Untuk menaikkan suhu udara dalam labu kaca dapat dilakukan dengan
memegang labu kaca dengan telapak tangan. Sambil memegang labu kaca, kalian
dapat mengamati perubahan ketinggian air dalam pipa kapiler. Beberapa saat
setelah labu kaca dipegang dengan telapak tangan, udara dalam labu suhunya naik
dan volumenya memuai. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan air dalam pipa
kapiler. Bagaimanakah peristiwa ini dapat dijelaskan? Ketika suhu udara dalam
labu kaca naik, volumenya membesar sehingga mendesak permukaan air dalam pipa
kapiler. Akibatnya, permukaan raksa dalam pipa kapiler turun.
Hasil
percobaan menunjukkan bahwa untuk semua jenis gas memiliki nilai koefisien muai
volume yang sama, yaitu
Pemuaian gas
dimanfaatkan untuk membuat termometer gas, yaitu termometer yang dapat
digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah. Seperti telah diuraikan pada
Bab 4, termometer gas helium pada tekanan rendah mampu mengukur suhu hingga
–250
oC. Bahan pengisi termometer gas adalah hidrogen, nitrogen, dan
helium.
B. Perpindahan Kalor
Untuk menjaga
supaya suhu di dalam lemari es tetap dingin, dinding lemari es dibuat rangkap
dua. Kalor dari luar lemari es diusahakan supaya tidak dapat masuk ke dalam
ruang pendingin. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan udara yang terletak di
antara dinding-dinding lemari es. Bagaimanakah proses terjadinya perpindahan
kalor? Mengapa udara mampu menghalangi aliran kalor?
Ada tiga cara perpindahan
kalor, yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi. Apakah perbedaan antara
konduksi, konveksi, dan radiasi? Pada bagian ini kalian akan mempelajari tiga
cara perpindahan kalor itu. Kalian juga akan mempelajari manfaat perpindahan
kalor dalam kehidupan sehari-hari.
1. Konduksi
Ketika kalian
memegang salah satu ujung batang tembaga dan meletakkan ujung batang yang lain
pada sumber panas, ujung yang dipegang menjadi panas. Peristiwa ini sangat
menarik, sebab ujung yang dipegang tidak ada kontak langsung dengan sumber
panas. Pada peristiwa ini telah terjadi perpindahan kalor dari ujung batang
tembaga yang lebih panas (suhu tinggi) ke ujung lain yang lebih dingin (suhu
rendah). Energi kalor dipindahkan melalui interaksi antarpartikel tembaga,
meskipun partikel-partikel itu sendiri tidak berpindah. Ketika salah satu ujung
tembaga dipanaskan, partikel-partikel yang terletak di ujung yang dipanaskan
itu bergetar dengan energi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
partikel-partikel di ujung yang lebih dingin. Partikel-partikel pada ujung yang
panas menabrak partikel-partikel di dekatnya serta memberikan sebagian
energinya. Partikel yang terdekat ini kembali menabrak partikel di dekatnya
lagi. Proses ini berlangsung di sepanjang batang, sehingga ujung batang yang
mula-mula dingin berubah menjadi panas.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalor dapat berpindah dari satu partikel
ke partikel lain tanpa disertai perpindahan partikel itu sendiri. Perpindahan
kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat dinamakan
konduksi. Sebagaimana telah kalian pelajari di depan, jarak antarpartikel zat
padat sangat dekat jika dibandingkan dengan zat cair dan gas. Oleh karena itu,
perpindahan kalor secara konduksi pada umumnya berlangsung melalui zat padat.
Kemampuan
suatu zat untuk menghantarkan kalor dinamakan daya hantar kalor. Daya hantar
kalor zat padat dapat diselidiki dengan alat Ingenhousz (Gambar 5.8). Alat ini terdiri atas sebuah bejana yang
dindingnya dapat dipasang beberapa zat padat yang berukuran sama. Ketika
digunakan, zat-zat padat dipasang pada tempatnya dan ujung-ujungnya ditetesi
lilin. Selanjutnya, Ingenhousz diberi air mendidih. Setelah ditunggu beberapa
saat dapat diketahui zat padat yang tetesan lilinnya paling cepat meleleh. Zat
padat yang tetesan lilinnya paling cepat meleleh menunjukkan bahwa zat padat
itu daya hantar kalornya paling baik. Sebaliknya, zat padat yang tetesan
lilinnya paling lama meleleh menunjukkan bahwa zat padat itu daya hantarnya
paling jelek. Untuk mengetahui penggunaan alat Ingenhousz, kalian dapat
melakukan Kegiatan 5.4 di bawah ini.
physics.kenyon.edu
Gambar 5.8 Alat
Ingenhousz untuk menyelidiki daya hantar kalor zat padat.
Kegiatan 5.4 Menyelidiki
Daya Hantar Kalor Zat Padat
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat Ingenhousz.
Prosedur Kegiatan
- Letakkan enam logam yang berukuran sama tetapi
berbeda jenis pada lubang-lubang bejana, sehingga salah satu dari setiap
ujung logam berada di dalam bejana.
- Berikan tetesan lilin pada setiap ujung logam yang
berada di luar bejana.
- Tuangkan air mendidih ke dalam bejana. Usahakan setiap
logam tercelup dalam air.
- Setelah ditunggu beberapa saat, perhatikan urutan
lilin yang meleleh.
- Logam manakah yang memiliki daya hantar kalor
paling baik? Logam manakah yang memiliki daya hantar kalor paling jelek?
Berdasarkan Kegiatan 5.4 dapat
disimpulkan bahwa tembaga adalah logam yang memiliki daya hantar kalor yang
baik. Sebaliknya, kayu, kaca, karton, dan plastik adalah zat padat yang
memiliki daya hantar jelek. Penghantar kalor yang baik dinamakan konduktor. Sebaliknya, penghantar kalor
yang jelek dinamakan isolator. Bahan
yang memiliki daya hantar kalor di antara konduktor dan isolator dinamakan semi
konduktor.
Apakah
zat cair merupakan penghantar kalor yang baik? Untuk menyelidiki daya hantar
kalor zat cair, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.5.
Kegiatan 5.5 Menyelidiki
Daya Hantar Kalor Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Tabung reaksi, statif, pemanas,
air dan es secukupnya.
Prosedur Kegiatan
- Masukkan sepotong es ke dalam tabung reaksi, kemudian
isilah tabung reaksi dengan air (Gambar 5.9).
- Panaskan bagian permukaan air sampai mendidih.
- Perhatikan keberadaan es di dasar tabung reaksi.
Apakah es melebur? Apakah kesimpulanmu?
www.gei.ie
Gambar 5.9
Menyelidiki daya hantar kalor pada zat cair.
Berdasarkan
Kegiatan 5.5 dapat diketahui bahwa air di permukaan tabung reaksi dapat
mendidih, tetapi es di dasar tabung
tidak melebur. Kalor di permukaan air tidak dapat berpindah melalui air ke
dasar tabung reaksi. Artinya, air tidak dapat menghantarkan kalor. Dengan
demikian, zat cair adalah bahan yang sukar menghantarkan kalor. Zat cair
bersifat isolator.
Bagaimanakah
kemampuan gas dalam menghantarkan kalor? Untuk menyelidiki daya hantar kalor gas,
kalian dapat melakukan Kegiatan 5.6.
Kegiatan 5.6 Menyelidiki
Daya Hantar Kalor Gas
|
|
Alat dan Bahan
Gelas kimia besar, gelas kimia
kecil, karton tebal, dan air mendidih
Prosedur Kegiatan
- Letakkan karton tebal di dalam gelas kimia yang
besar. Selanjutnya, masukkan gelas
kimia kecil ke dalam gelas kimia besar. Jadi, gelas kimia kecil dan gelas
kimia besar dipisahkan oleh karton tebal (Gambar 5.10).
- Tuangkan air mendidih ke dalam gelas kimia kecil.
Usahakan air tidak tumpah ke dalam gelas kimia besar.
- Setelah ditunggu beberapa saat, sentuhlah gelas
kimia kecil dan gelas kimia besar. Bagaimanakah perasaanmu? Apakah
kesimpulanmu?
Gambar 5.10
Menyelidiki daya hantar kalor pada gas.
Berdasarkan
Kegiatan 5.6 dapat disimpulkan bahwa meskipun dalam gelas kimia besar terdapat
sumber panas, tetapi gelas kimia besar
tetap dingin. Kalor dari gelas kimia kecil tidak dapat berpindah ke gelas
kimia yang besar, sebab di antara kedua gelas kimia dipisahkan oleh karton
tebal dan udara. Jadi, karton dan udara tidak dapat menghantarkan kalor. Dengan
kata lain, udara adalah isolator.
Panci
dan alat-alat masak yang lain pada umumnya dibuat dari bahan konduktor. Dengan
demikian, panas mudah berpindah dari api ke bahan makanan sehingga masakan
cepat masak. Mendidihkan air dengan menggunakan panci yang terbuat dari
aluminium tentu akan lebih cepat dibandingkan dengan mendidihkan air dengan
menggunakan bejana yang dibuat dari tanah liat (gerabah). Hal ini karena
aluminium memiliki daya hantar kalor yang lebih baik daripada gerabah.
Bagian
bawah seterika dibuat dari bahan konduktor supaya dapat menghantarkan kalor
yang berasal dari energi listrik ke pakaian dengan cepat. Dengan demikian, pakaian
menjadi cepat panas sehingga pekerjaan cepat selesai. Akan tetapi, pegangan
seterika dibuat dari plastik (isolator) supaya tangan tidak terasa panas.
Mengapa lantai ubin terasa lebih
dingin di telapak kaki daripada permadani yang menyelimuti lantai ubin? Ubin
merupakan konduktor yang lebih baik daripada permadani. Perpindahan kalor dari
kaki menuju permadani tidak dapat berlangsung dengan cepat, sehingga permadani dapat
memanaskan telapak kaki lebih lama. Akibatnya, telapak kaki yang menginjak
permadani terasa hangat. Sebaliknya, ubin dapat memindahkan kalor lebih cepat
daripada permadani. Artinya, ubin dapat mengambil kalor dari telapak kaki lebih
banyak. Akibatnya, telapak kaki suhunya lebih cepat turun dan terasa lebih
dingin.
2. Konveksi
Konveksi adalah
perpindahan kalor karena gerakan partikel-partikel dalam fluida. Fluida adalah
zat yang dapat mengalir. Jadi, zat cair dan gas adalah fluida. Bagaimanakah
proses terjadinya konveksi dalam zat cair? Untuk menjawab pertanyaan ini,
kalian dapat melakukan Kegiatan 5.7 atau Kegiatan 5.8 di bawah ini.
Kegiatan 5.7
Konveksi dalam Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat konveksi zat
cair, serbuk gergaji, pembakar spiritus, dan air.
Prosedur Kegiatan
- Masukkan sejumlah air dan serbuk gergaji ke dalam
alat konveksi (Gambar 5.11).
- Panaskan salah satu sudut bagian bawah alat
konveksi dan tunggu beberapa saat.
- Apa yang terjadi dengan air dan serbuk gergaji?
bluffton.edu
Gambar 5.11 Alat
konveksi zat cair.
Kegiatan 5.8
Konveksi dalam Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Gelas kimia, pipa kaca, pembakar
spiritus kristal potasium permanganat, dan air secukupnya.
Prosedur Kegiatan
- Isilah gelas kimia dengan air sampai hampir penuh
(Gambar 5.12).
- Letakkan kristal potasium permanganat di dasar
gelas kimia dengan menggunakan pipa kaca. Untuk menjaga supaya air
berwarna yang ada dalam pipa tidak mewarnai air dalam gelas kimia, angkat
pipa kaca itu sambil menutup ujung pipa dengan menggunakan telunjuk.
- Panaskan gelas kimia tepat di bawah kristal
potasium permanganat dengan pembakar spiritus.
- Amati aliran warna dalam air. Kalian dapat
mengamati kegiatan ini setelah mengamati satu kali lingkaran warna
potasium permanganat.
Gambar 5.12 Aliran
konveksi dalam zat cair.
Berdasarkan
Kegiatan 5.7 dan Kegiatan 5.8 tampak bahwa pemanasan menyebabkan serbuk gergaji
dan zat warna potasium permanganat bergerak ke atas. Gerak ke atas serbuk
gergaji dan zat warna potasium permanganat disebabkan oleh naiknya suhu air.
Bagaimanakah peristiwa ini dapat dijelaskan? Kalor dari pembakar spiritus
menaikkan suhu air. Akibatnya, volume air memuai dan massa jenis air berkurang. Karena massa jenis air berkurang,
air menjadi lebih ringan sehingga air panas bergerak ke atas. Tempat yang
ditinggalkan oleh air panas diisi oleh air dingin, sebab air dingin memiliki massa jenis lebih kecil
daripada air panas. Jadi, air panas bergerak ke atas dan air dingin bergerak ke
bawah. Hal ini tampak dari gerakan serbuk gergaji dan warna potasium
permanganat. Pergantian antara air panas dan air dingin berlangsung terus
sampai air mendidih.
Pada
Kegiatan 5.5, memanaskan permukaan air dalam tabung reaksi yang dasarnya diberi
es tidak terjadi proses konveksi sehingga es tidak dapat melebur. Mengapa
demikian? Konveksi hanya terjadi apabila terjadi perbedaan massa jenis. Air panas pada permukaan tabung
reaksi tidak dapat menimbulkan aliran kalor ke dasar tabung, sebab air panas di
permukaan tabung memiliki massa
jenis yang lebih kecil daripada air dingin di bawahnya. Akibatnya, air panas
tidak dapat bergerak turun sehingga es tidak dapat melebur.
Seperti
telah disebutkan di depan, peristiwa konveksi terjadi dalam zat cair dan gas.
Jadi, konveksi dapat terjadi di udara (Gambar 5.13). Kegiatan 5.9 membuktikan
terjadinya proses konveksi di udara.
|
|
Kegiatan 5.9
Konveksi dalam Gas
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat konveksi udara,
lilin, dan obat nyamuk bakar
Prosedur Kegiatan
- Letakkan lilin menyala di bawah salah satu cerobong
asap.
- Bakarlah obat nyamuk dan letakkan di atas cerobong
asap yang lain.
- Perhatikan aliran asap obat nyamuk.
- Apakah kesimpulanmu?
uogelph.ca
Gambar 5.13 Proses
konveksi di udara.
Lilin menyala yang diletakkan di
bawah cerobong menyebabkan udara panas. Udara panas memiliki massa jenis kecil sehingga bergerak ke atas.
Udara dingin (memiliki massa
jenis besar) di sekelilingnya mengisi tempat yang ditinggalkan udara panas.
Sirkulasi udara ini tampak dari gerakan asap obat nyamuk.
Peristiwa Konveksi dalam Kehidupan Sehari-hari
Konveksi memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak peristiwa yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan berdasarkan proses konveksi.
a. Cerobong Lampu Teplok
Nyala lampu
teplok yang diberi cerobong kaca ternyata lebih terang daripada nyala lampu
teplok tanpa cerobong kaca. Proses pembakaran sumbu lampu teplok bercerobong
lebih banyak mendapat oksigen. Nyala lampu menyebabkan suhu udara di atasnya
naik sehingga udara panas akan meninggalkan cerobong. Udara dingin yang banyak mengandung
oksigen akan mengisi daerah yang ditinggalkan oleh udara panas melalui bagian
bawah cerobong kaca. Jadi, nyala lampu menjadi terang karena mendapat banyak
oksigen.
b.
Sistem
Ventilasi di Rumah
Konveksi udara
secara alami terjadi pada sistem ventilasi rumah (Gambar 5.14). Udara panas di
dalam rumah bergerak ke atas dan keluar melalui lubang ventilasi. Tempat yang
ditinggalkan udara panas ini kemudian diisi oleh udara dingin di sekitarnya.
Akibatnya, di dalam rumah terjadi proses sirkulasi udara sehingga di dalam
rumah terasa nyaman.
Gambar
5.14 Sistem ventilasi udara.
c. Angin Laut dan Angin Darat
Pada siang hari
daratan dan lautan menerima kalor yang berasal dari matahari. Karena kalor
jenis air laut lebih besar daripada kalor jenis tanah (daratan), sehingga
kenaikan suhu air laut lebih rendah daripada kenaikan suhu daratan. Akibatnya,
suhu udara di atas permukaan laut lebih kecil daripada suhu udara di daratan.
Dengan kata lain, udara di atas daratan lebih panas daripada udara di atas
permukaan laut. Dengan demikian, udara di atas lebih ringan sehingga bergerak
ke atas. Tempat udara yang ditinggalkan ini kemudian diisi oleh udara dingin
yang berasal dari laut. Jadi, pada siang hari terjadi angin laut: angin yang
berasal dari laut menuju ke darat (Gambar 5.15a).
Pada
malam hari udara di atas permukaan laut lebih panas daripada udara di atas
daratan. Akibatnya, udara di atas permukaan laut bergerak naik dan tempatnya
diisi oleh udara dingin yang berasal dari daratan. Jadi, pada malam hari
terjadi angin darat: angin yang berasal dari darat ke laut (Gambar 5.15b).
Angin
darat yang terjadi malam hari sering dimanfaatkan oleh para nelayan untuk pergi
ke laut untuk menangkap ikan. Sebaliknya, angin laut yang terjadi pada siang
hari dimanfaatkan oleh para nelayan untuk kembali ke darat. Dengan demikian,
apabila ingin mencari ikan segar hasil tangkapan para nelayan kalian harus
menunggu datangnya nelayan dari laut lepas di siang hari.
(a)
(b)
energyquest.ca.gov
Gambar 5.15 (a) Angin
laut pada siang hari dan (b) angin darat pada malam hari.
Pertanyaan Diskusi
1.
Jika kalian membakar sampah, asap bergerak ke atas.
Mengapa demikian?
2.
Jelaskan prinsip kerja cerobong asap di pabrik-pabrik.
Science, Technology, and Society
|
|
3. Radiasi
Ketika kalian
berkemah dan membuat api unggun, bagaimanakah caranya panas api unggun itu
sampai ke tubuh kalian sehingga terasa hangat? Panas yang berasal dari api
ungun sampai ke tubuh kalian jelas tidak melalui konveksi. Seperti telah
diuraikan di depan, udara panas yang ditimbulkan oleh api unggun tidak menyebar
ke arah horizontal, melainkan bergerak ke atas. Hal ini terjadi karena udara
panas massa
jenisnya kecil, sehingga bergerak ke atas. Panas api unggun sampai ke tubuh
kalian juga tidak melalui konduksi, sebab tidak ada zat padat yang
menghubungkan antara api unggun dan tubuh kalian. Jadi, panas api unggun sampai
ke tubuh kalian tidak melalui zat perantara. Nah, perpindahan kalor tanpa
melalui zat perantara dinamakan radiasi atau pancaran.
Panas
matahari sampai ke permukaan bumi juga melalui proses radiasi atau pancaran.
Untuk sampai ke permukaan bumi matahari harus melalui jarak ribuan kilometer.
Meskipun di atmosfer terdapat ruang hampa udara, ternyata panas matahari tetap
sampai ke permukaan bumi. Jadi, radiasi matahari dapat melewati ruang hampa.
Radiasi matahari dapat melewati ruang
hampa karena energi panas matahari dipancarkan dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.
Apabila
suatu zat menerima kalor yang berasal dari proses radiasi, kalor itu akan diteruskan, dipantulkan, atau
diserap oleh zat itu. Setiap zat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
meneruskan, memantulkan, dan menyerap kalor yang diterima. Ada beberapa zat yang dapat menjadi panas
apabila menerima kalor. Sebaliknya, ada beberapa zat yang tidak dapat menjadi
panas apabila menerima kalor. Zat yang dapat menjadi panas apabila menerima
panas dinamakan aterman, misalnya
udara. Zat yang tidak menjadi panas apabila menerima panas dinamakan diaterman, misalnya ruang hampa.
Seperti
telah disebutkan di atas, setiap zat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menyerap kalor yang diterimanya. Untuk menyelidiki kemampuan zat menyerap atau
memancarkan kalor dapat digunakan alat yang dinamakan termoskop
(Gambar 5.16). Ada
dua macam termoskop, yaitu:
- termoskop dengan dua bola kaca, berwarna hitam dan
berwarna bening, berfungsi untuk menyelidiki kemampuan benda menyerap
kalor;
- termoskop dengan dua bola kaca bening yang
dilengkapi dengan kubus leslie, berfungsi untuk menyelidiki kemampuan
benda memancarkan kalor.
Bola-bola kaca pada termoskop
dihubungkan dengan pipa kaca yang di dalamnya berisi alkohol. Kubus leslie
adalah suatu kubus yang setiap sisi dinding luarnya memiliki warna-warna yang
berbeda (Gambar 5.17). Beberapa warna yang sering digunakan adalah putih
mengkilap, hitam kusam, kuning, dan merah.
Untuk menyelidiki kemampuan benda
menyerap kalor, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.10 di bawah ini.
Kegiatan 5.10
Menyelidiki Kemampuan Zat Menyerap Kalor
|
|
Alat dan Bahan
Termoskop dengan dua kaca berbeda
warna dan lilin
Prosedur Kegiatan
- Letakkan lilin menyala di antara dua bola kaca
termoskop.
- Setelah ditunggu beberapa saat, perhatikan tinggi
permukaan alkohol pada pipa kaca.
- Apakah kesimpulan kalian?
inpr.fr
Gambar 5.16 Termoskop
untuk menyelidiki kemampuan zat menyerap kalor.
Berdasarkan Kegiatan 5.10,
setelah lilin dipasang, tampak bahwa permukaan alkohol pada pipa di bawah bola
kaca berwarna hitam ternyata lebih rendah daripada permukaan alkohol pada pipa
kaca di bawah bola berwarna bening. Turunnya permukaan alkohol di bawah bola
kaca berwarna hitam ini disebabkan oleh pemuaian udara di atasnya. Hal ini
terjadi karena pemuaian udara di dalam bola kaca berwarna hitam. Bola kaca
berwarna hitam lebih banyak menyerap kalor daripada bola kaca berwarna bening.
Akibatnya, udara dalam bola kaca berwarna hitam pemuaiannya lebih besar
daripada udara dalam bola kaca berwarna bening. Berdasarkan Kegiatan 5.10 dapat
disimpulkan bahwa benda berwarna hitam (gelap) lebih banyak menyerap kalor
daripada benda berwarna bening.
Untuk menyelidiki
kemampuan benda memancarkan kalor, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.11 di
bawah ini.
Kegiatan 5.11
Menyelidiki Kemampuan Benda Memancarkan Kalor
|
|
Alat dan Bahan
Termoskop dengan dua bola kaca
berwarna bening dan kubus leslie
Prosedur Kegiatan
- Letakkan kubus leslie di antara dua bola kaca
termoskop.
- Tuangkan air panas ke dalam kubus leslie
- Setelah ditunggu beberapa saat, perhatikan tinggi
permukaan alkohol pada pipa kaca.
- Apakah kesimpulan kalian?
Hasil Kegiatan 5.11 menunjukkan
bahwa permukaan alkohol yang berhubungan dengan bola kaca yang berhadapan
dengan dinding kubus leslie warna terang (putih mengkilap) ternyata lebih
tinggi daripada permukaan alkohol pada pipa di sebelahnya. Artinya, udara dalam
bola kaca yang berhadapan dengan dinding kubus leslie berwarna hitam memuai
lebih besar. Jadi, benda yang permukaannya
berwarna hitam lebih banyak memancarkan kalor daripada benda yang permukaannya
putih mengkilap.
Gambar 5.17 Kubus
leslie.
Berdasarkan
Kegiatan 5.10 dan Kegiatan 5.11 dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Benda yang permukaannya hitam merupakan penyerap
sekaligus pemancar kalor yang baik.
- Benda yang permukaannya putih merupakan penyerap
sekaligus pemancar kalor yang buruk.
|
|
Science, Technology, and Society
|
|
1. Seragam Anak Sekolah: Baju
Berwarna Putih
Tahukah alasannya mengapa pakaian
seragam anak-anak sekolah bajunya berwarna putih? Pertanyaan ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan ilmu fisika. Indonesia
dilalui oleh garis katulistiwa, sehingga Indonesia berhawa panas. Seperti
telah diuraikan di atas, warna putih merupakan penyerap sekaligus pemancar
kalor paling buruk. Jadi, panas matahari sukar diserap oleh warna putih.
Akibatnya, dengan menggunakan warna putih anak-anak sekolah menjadi terasa
lebih nyaman. Kalian bisa membayangkan, betapa gerahnya apabila baju seragam
sekolah berwarna hitam!
2. Microwave Oven
Perpindahan kalor secara radiasi dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip
kerja alat untuk memasak yang dikenal sebagai microwave oven (Gambar 5.18). Microwave atau gelombang mikro
merupakan salah satu jenis radiasi elektromagnetik yang dapat diserap oleh
molekul-molekul air. Dalam microwave oven, gelombang mikro didistribusikan dari
logam yang berputar serta logam pada dinding-dindingnya. Gelombang mikro mampu
menembus plastik pembungkus makanan atau piring sehingga dapat diserap oleh
molekul-molekul air dalam makanan. Penyerapan gelombang mikro ini menyebabkan
makanan menjadi panas dan menjadi matang.
merrietta.edu
Gambar 5.18 Microwave oven.
Akhir-akhir ini kita sering
mendengar istilah efek rumah kaca, yaitu gejala fisika yang berhubungan dengan
radiasi matahari. Nah, tugas kalian adalah membuat karya tulis yang menjelaskan
efek rumah kaca. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadi efek rumah
kaca. Di samping itu, jelaskan pula dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkannya.
Untuk mencari bahan bacaan, kalian dapat menggunakan internet.
RANGKUMAN
Ø Pemuaian
adalah pertambahan ukuran zat akibat pemanasan.
Ø Musschenbroek adalah alat yang digunakan
untuk mempelajari pemuaian panjang.
Ø Pertambahan
panjang zat padat dapat dihitung dengan menggunakan rumus
dengan
adalah pertambahan
panjang,
adalah panjang zat padat mula-mula,
adalah perubahan suhu,
dan
adalah koefisien muai
panjang.
Ø Apabila
air dipanaskan dari suhu 0oC sampai 4oC, volume air
menyusut dan mencapai volume minimal pada suhu 4oC. Peristiwa ini
dinamakan anomali air.
Ø Volume
air minimal terjadi pada suhu 4oC. Oleh karena itu, massa jenis air maksimum
terjadi pada suhu 4oC.
Ø Parafin dan bismuth merupakan dua zat yang memiliki sifat anomali.
Ø Dilatometer
adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap volume gas.
Ø Semua
jenis gas memiliki nilai koefisien muai volume yang sama, yaitu
Ø Perpindahan
kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat dinamakan
konduksi. Konduksi terjadi dalam zat padat.
Ø Ingenhousz adalah yang digunakan untuk menyelidiki daya
hantar kalor zat padat.
Ø Penghantar
kalor yang baik dinamakan konduktor.
Sebaliknya, penghantar kalor yang jelek dinamakan isolator. Bahan yang memiliki daya hantar kalor di antara konduktor
dan isolator dinamakan semi konduktor.
Ø Konveksi
adalah perpindahan kalor karena gerakan partikel-partikel dalam fluida.
Konveksi dapat terjadi dalam zat cair dan gas.
Ø Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.
SOAL-SOAL
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang tepat!
1.
Sebatang logam pada suhu 0oC panjangnya 1 m.
Jika koefisien muai panjang logam 0,0005/oC, maka panjang logam pada
suhu 30oC adalah ….
A.
101,5 cm C.
113,5 cm
B.
105,3 cm D.
115,6 cm
2.
Sebatang tembaga dengan panjang 10 m dipanaskan hingga
mencapai kenaikan suhu 20oC. Koefisien muai panjang tembaga
0,000017/oC. Pertambahan panjang tembaga adalah ….
A.
1,034 m C.
0,0034 m
B.
0,034 m D. 1,0034 m
3.
Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi masalah
pemuaian, kecuali:
A.
gelas dari dalam lemari es tidak langsung diisi dengan
air panas
B.
memompa ban sepeda hingga tekanannya maksimum
C.
membuat celah pada sambungan rel kereta api
D.
membuat celah pada ujung jembatan
4.
Pertambahan panjang sebatang logam tidak tergantung
pada ….
A.
koefisien muai panjang
B.
panjang mula-mula
C.
kenaikan suhu
D.
massa
logam
5.
Jika air dengan suhu 15oC dipanaskan hingga
mencapai suhu 75oC, maka ….
A.
massa jenis air turun C. massa air turun
B.
massa jenis air naik D. massa air naik
6.
Sifat anomali air menunjukkan bahwa massa jenis air ….
A.
terbesar pada suhu 4oC
B.
terkecil pada suhu 4oC
C.
berkurang apabila dipanaskan
D.
bertambah apabila didinginkan
7.
Sebatang logam yang panjangnya 100 cm memiliki
koefisien muai panjang 0,00002/oC. Apabila logam dipanaskan sehingga
terjadi kenaikan suhu 50oC akan terjadi pertambahan panjang sebesar
….
A.
0,10 cm C.
1,001 cm
B.
0,15 cm D.
0,001 cm
8.
Apabila sejumlah air didinginkan dari 10oC
menjadi 0oC, volumenya akan ….
A.
bertambah
B.
berkurang
C.
bertambah kemudian berkurang
D.
berkurang kemudian bertambah
9.
Apabila sebatang keping bimetal dipanaskan, maka
bimetal akan melengkung ke arah logam yang memiliki ….
A. massa jenis lebih besar
B. massa jenis lebih kecil
C. koefisien
muai panjang lebih besar
D. koefisien
muai panjang lebih kecil
10. Sebatang
logam dengan koefisien muai panjang a mula-mula panjangnya l0. Apabila logam itu dipanasi sehingga terjadi kenaikan
suhu Dt, maka pertambahan panjang logam dapat
dihitung dengan rumus ….
A.
C.
B.
D.
11. Panci
yang diisi air sampai penuh, ternyata ada sebagian air yang tumpah apabila
dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa ….
A.
koefisien muai volume air lebih kecil daripada
koefisien muai volume panci
B.
koefisien muai volume air lebih besar daripada
koefisien muai volume panci
C.
massa jenis panci lebih
besar daripada massa
jenis air
D.
koefisien muai panjang panci lebih besar daripada
koefisien muai volume air
12. Permukaan
raksa dalam termometer naik jika suhunya makin tinggi. Hal ini disebabkan oleh
….
- raksa memuai, sedangkan kaca tidak
- koefisien muai raksa lebih besar daripada kaca
- koefisien muai raksa lebih kecil daripada kaca
- kaca adalah penghantar panas yang baik
13. Perpindahan
kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat dinamakan ….
A.
konduksi C.
radiasi
B.
konveksi D.
induksi
14. Perpindahan
kalor yang dapat terjadi pada ruang hampa adalah ….
A.
konduksi C.
radiasi
B.
konveksi D.
induksi
15. Pakaian
warna hitam apabila dijemur akan lebih cepat kering daripada pakaian warna
putih. Hal ini disebabkan karena ….
A.
warna putih tidak dapat menyerap kalor
B.
warna putih sangat mudah menyerap kalor
C.
warna hitam sangat mudah menyerap kalor
D.
warna hitam memiliki kalor jenis yang tinggi
B. Uraian
Petunjuk: Kerjakan soal-soal di
bawah ini!
Tingkat I
Pemuian Zat
- Semua bahan akan memuai apabila dipanaskan.
Benarkah pernyataan ini? Jelaskan.
- Massa
jenis air paling kecil pada suhu 4oC. Benarkah pernyataan ini?
Jelaskan.
- Koefisien muai panjang baja adalah a
= 0,000012/oC. Apakah artinya?
- Sebuah penggaris baja (a
= 0,000012/oC) pada suhu 30oC panjangnya 100 cm.
Berapakah panjang baja pada suhu 100oC?
- Sebatang tembaga (a
= 0,000017/oC) pada suhu 20oC panjangnya 80 cm.
Berapakah pertambahan panjang tembaga apabila dipanaskan sampai suhu 100oC?
- Air dengan suhu 0oC apabila dipanaskan
sampai suhu 3oC volume bertambah besar. Benarkah pernyataan
ini? Jelaskan.
- Sebuah cincin baja dipanaskan dari 20oC
sampai 80oC. Apakah lubang cincin akan membesar atau mengecil?
Jelaskan.
- Apakah yang dimaksud dengan anomali air? Jelaskan.
- Apakah yang dimaksud bimetal? Jelaskan.
- Mengapa kaca jendela yang bingkainya dibuat dari
kayu ketika hujan deras tiba-tiba pecah?
Perpindahan Kalor
- Apakah perbedaan antara konduktor dan isolator?
- Jelaskan perbedaan antara konduksi, konveksi, dan
radiasi ditinjau gerak partikel-partikelnya dalam zat.
- Dapatkah cahaya matahari memasuki ruang hampa
udara? Jelaskan.
Tingkat II
- Sebuah cincin baja pada suhu 25oC
memiliki jari-jari 5 cm. Cincin itu akan dipasang pada sebuah bingkai yang
jari-jarinya 5,02 cm. Jika koefisien muai panjang baja 0,000012/oC,
sampai suhu berapakah cincin harus dipanaskan supaya dapat masuk pada
bingkainya?
- Suatu bejana gelas dengan volume 100 cm3
pada suhu 30oC diisi alkohol sampai penuh. Jika bejana itu
dipanaskan sampai suhu 80oC adakah alkohol yang tumpah?
(koefisien muai panjang gelas 0,000009/oC, koefisien muai
volume alkohol 0,00120/oC).
BAB
5 PEMUAIAN ZAT DAN PERPINDAHAN KALOR
Pemasangan rel kereta
api perlu mempertimbangkan pemuaian zat padat. Apabila jarak antara dua rel
tidak cukup lebar, rel akan melengkung. Apabila hal ini terjadi, tentu sangat
membahayakan keselamatan penumpang. Bagaimanakah peristiwa pemuaian rel seperti
tampak pada gambar dapat dijelaskan?
Kata Kunci: pemuaian, koefisien muai panjang, anomali air,
konduksi, konveksi, radiasi, konduktor, isolator
imperial.ac.uk
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
- Memahami wujud zat dan perubahannya.
|
3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu
suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
|
Peta Konsep
menyebabkan selalu
berhubungan
terdiri
perpindahannya
dibedakan menjadi dinamakan
melalui medium melalui medium
Pendahuluan
Pada umumnya zat akan memuai
apabila dipanaskan dan menyusut apabila didinginkan. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak dijumpai peristiwa pemuaian. Untuk mengantisipasi pemuaian,
sambungan rel kereta api perlu diberi celah dengan jarak tertentu. Kabel kawat
listrik pada umumnya dipasang kendor pada musim panas sehingga ketika menyusut
pada musim dingin kawat tidak putus. Pada siang hari yang sangat panas, petani
di sawah sering menutupi ban sepedanya dengan jerami. Gelas sering pecah
apabila diisi dengan air mendidih. Bagaimanakah peristiwa-peristiwa ini dapat
dijelaskan? Pada bagian ini kalian akan mempelajari konsep pemuaian dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, bagian ini juga akan
membicarakan proses perpindahan kalor. Apakah perbedaan antara konduksi,
konveksi, dan radiasi?
A. Pemuaian Zat
Kalian telah
mempelajari bahwa zat terdiri atas partikel-partikel yang dapat bergerak bebas.
Kalian telah mengetahui bahwa ada gaya
tarik-menarik antarpartikel. Gaya
antarpartikel dalam zat padat dapat digambarkan seperti pegas, sebagaimana
tampak pada Gambar 5.1. Setiap partikel zat padat dapat bergetar. Apabila zat
padat dipanaskan energi getaran partikel-partikelnya bertambah besar dan jarak
antarpartikel menjadi bertambah. Akibatnya, ukuran zat padat menjadi bertambah.
Pertambahan ukuran zat akibat pemanasan inilah yang dinamakan pemuaian. Pemuaian
dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan gas. Gambar 5.2 menunjukkan penggaris
baja yang sama, tetapi memiliki suhu yang berbeda. Perhatikan perubahan setiap
bagian penggaris: skala, angka, dan lubang. Semua bagian penggaris bertambah
secara berimbang (proporsional).
brantacan.co.uk
Gambar 5.1 Kita dapat
menggambarkan gaya-gaya antarpartikel yang berdekatan dalam zat padat dengan
menganggap bahwa partikel-partikel itu dihubungkan dengan pegas.
Gambar 5.2 Penggaris
yang sama, tetapi memiliki suhu yang berbeda.
1. Pemuaian Zat Padat
Salah satu
peristiwa pemuaian zat padat adalah gelas kosong yang diisi dengan air mendidih
menjadi retak. Peristiwa ini terjadi
karena bagian dalam gelas memuai terlebih dahulu daripada bagian luar gelas.
Pemuaian zat padat dibedakan menjadi tiga, yaitu: pemuaian panjang, pemuaian
luas, dan pemuaian volume.
Pemuaian Panjang
Apabila zat padat
dipanaskan, zat padat itu akan memuai ke segala arah. Artinya, ukuran panjang,
luas, dan volumenya menjadi bertambah. Untuk benda padat yang berbentuk batang
dengan luas penampang kecil, misalnya jarum jahit, kita hanya dapat
memperhatikan pemuaian panjang saja. Untuk mempelajari pemuaian panjang, kalian
dapat menggunakan alat yang dinamakan Musschenbroek
(Gambar 5.3). Untuk mengetahui prinsip kerja alat Musschenbroek, kalian dapat
melakukan Kegiatan 5.1 di bawah ini.
Kegiatan 5.1
Menyelidiki Pemuaian Panjang
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat Musschenbroek, pembakar spiritus, tiga
batang logam yang berbeda jenis.
Prosedur Kegiatan
- Pasanglah
ketiga logam pada alat Musschenbroek.
- Panaskan ketiga logam itu dengan menggunakan
pembakar spiritus. Perhatikan perubahan skala yang ditunjukkan oleh
masing-masing jarum. Apakah skala yang ditunjukkan oleh setiap jarum sama?
- Bagaimanakah kesimpulan kalian?
geocities.com
Gambar 5.3
Menyelidiki pemuaian zat padat dengan alat Musschenbroek.
Apabila
Kegiatan 5.1 berhasil dengan baik, dengan alat Musschenbroek kalian dapat
mengamati bahwa pemuaian panjang ketiga logam berbeda-beda. Misalnya, pemuaian
panjang aluminium lebih besar daripada pemuaian panjang baja.
Untuk
menjelaskan pemuaian panjang logam, perhatikan sebatang logam yang panjangnya l0 pada suhu t0. Apabila logam itu
dipanaskan sampai suhu t1,
panjang logam menjadi l1
(Gambar 5.4).
l0 Dl
l1
Gambar 5.4
Pertambahan panjang logam.
Jadi,
untuk kenaikan suhu
logam bertambah
panjang sebesar
Hasil percobaan
menunjukkan bahwa pertambahan panjang zat padat bergantung pada 3 faktor,
yaitu:
(1)
panjang mula-mula,
(2)
perubahan suhu, dan
(3)
jenis zat.
Secara matematis, pertambahan
panjang zat padat dapat dihitung dengan menggunakan rumus
(5-1)
dengan
: pertambahan
panjang,
: panjang batang
mula-mula,
: perubahan suhu,
: koefisien muai
panjang.
Koefisien muai panjang setiap
jenis logam yang berbeda akan memiliki nilai yang berbeda. Jadi, koefisien muai
panjang menunjukkan jenis logam. Satuan koefisien muai panjang dapat diperoleh
berdasarkan Persamaan (5-1), yaitu:
Dengan demikian,
Jadi, satuan koefisien muai
panjang adalah per oC atau per K. Tabel 5.1 menunjukkan nilai
koefisien muai panjang untuk beberapa jenis zat padat.
Tabel 5.1 Koefisien Muai Panjang
Beberapa Jenis Zat Padat.
Jenis Zat Padat
|
Koefisien Muai Panjang (per oC)
|
Aluminium
|
0,000024
|
Kuningan
|
0,000020
|
Tembaga
|
0,000017
|
Kaca
|
0,000009
|
Invar (paduan besi-nikel)
|
0,0000009
|
Kuarsa
|
0,0000004
|
Baja
|
0,000012
|
Contoh Soal
Sebuah jembatan yang dibuat dari
baja pada suhu 30oC panjangnya 100 m. Berapakah pertambahan panjang
baja itu apabila suhunya naik menjadi 60oC?
Penyelesaian
Panjang baja mula-mula l0 = 100 m
Pertambahan suhu
Koefisien muai panjang baja
Dengan menggunakan Persamaan
(5-1), diperoleh
Jadi, pertambahan panjang kawat
baja adalah
Latihan
- Sebatang rel kereta api yang terbuat dari baja pada
suhu 25oC panjangnya 20 m. Jika koefisien muai panjang baja
0,000012/oC, berapakah perubahan panjang rel kereta
api pada suhu 55oC?
- Sebatang logam pada suhu 20oC panjangnya
100 cm, sedangkan pada suhu 100oC panjangnya 100,072 cm.
Berapakah koefisien muai panjang logam tersebut?
Pemuaian Luas
Apabila
zat padat berbentuk pelat dipanaskan, terjadi pemuaian dalam arah panjang dan
lebarnya. Dengan kata lain, pelat itu mengalami pemuaian luas. Gambar 5.5
menunjukkan sebuat pelat logam yang pada suhu t0 panjangnya p0 dan lebarnya l0. Jadi luas pelat pada suhu
t0 adalah A0 = p0 × l0.
Apabila pelat itu dipanaskan sampai suhu t,
maka panjangnya bertambah sebesar Dp dan lebarnya bertambah sebesar Dl. Dengan demikian, zat padat berbentuk pelat yang dipanaskan akan
memuai. Seperti pada pembahasan pemuaian panjang, pertambahan luas zat padat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus
(5-2)
dengan
: pertambahan
luas,
: luas pelat
mula-mula,
: perubahan suhu,
: koefisien muai
luas.
Perlu diketahui, hubungan antara
koefisien muai panjang a
dan koefisien muai luas b
adalah b = 2a.
l
Dl
p
D
Gambar 5.5 Pemuaian
luas.
Pemuaian Volume
Zat padat yang
berbentuk kubus, balok, atau bola apabila dipanaskan volumenya juga akan
memuai. Seperti pada pembahasan pemuaian panjang, pertambahan volume zat padat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus
(5-3)
dengan
: pertambahan volume,
: volume zat
padat mula-mula,
: perubahan suhu,
: koefisien
muai volume.
Perlu diketahui, hubungan antara
koefisien muai panjang a
dan koefisien muai volume g adalah g = 3a.
- Pemuaian zat padat apabila dipanaskan dimanfaatkan
untuk memasang roda pada ban kereta api yang terbuat dari baja. Ban baja
yang berukuran sedikit lebih kecil dari rodanya, dipanaskan sehingga
volumenya memuai. Akibatnya, lubang tempat roda menjadi bertambah luas
sehingga roda dapat dipasang. Ketika ban menjadi dingin, luasnya menyusut
sehingga ban dapat mencengkeram roda dengan kokoh.
- Mengeling adalah menyambung dua pelat logam dengan
menggunakan paku keling. Mula-mula paku keling dipanaskan sampai berwarna
putih pijar. Selanjutnya, paku dimasukkan ke dalam lubang dua logam yang
akan di sambung. Setelah itu, paku dipukul hingga rata dengan pelat.
Ketika paku menjadi dingin volumenya menyusut sehingga dapat menjepit dua
pelat dengan kuat.
- Keping bimetal adalah dua logam dengan koefisien muai panjang berbeda yang direkatkan
jadi satu (Gambar 5.6). Bahan logam yang biasa digunakan untuk membuat
bimetal adalah perunggu dan invar (logam paduan antara nikel dan baja).
Koefisien muai panjang perunggu lebih besar daripada invar. Keping bimetal
sangat peka terhadap perubahan suhu. Apabila keping bimetal dipanaskan,
keping akan melengkung ke arah logam dengan koefisien muai panjang kecil.
Sebaliknya, apabila keping bimetal didinginkan, keping akan melengkung ke
arah logam dengan koefisien muai panjang besar. Beberapa alat yang
memanfaatkan bimetal, misalnya: termostat, termometer bimetal, saklar, dan
lampu sein sepeda motor atau mobil.
capgo.com
Gambar
5.6 Bimetal.
Prinsip kerja termostat dan
termometer bimetal telah kalian pelajari di Bab 4. Nah, tugas kalian adalah
membuat karya tulis untuk menjelaskan manfaat bimetal pada saklar dan lampu
sein pada sepeda motor atau mobil.
Pertanyaan Diskusi
- Jelaskan pengertian koefisien muai panjang dengan
kata-katamu sendiri.
- Apabila perubahan suhu diubah dari oC
menjadi K, apakah nilai koefisien muai panjang berubah?
2. Pemuaian Zat Cair
Sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk wadahnya. Oleh
karena itu, dalam zat cair hanya dikenal pemuaian volume. Kalian telah
mempelajari bahwa pemuaian zat cair merupakan prinsip kerja termometer. Pemuaian zat cair berbeda-beda, tergantung
pada jenis zat cair. Untuk memahami hal ini, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.2
di bawah ini.
Kegiatan 5.2 Memahami
Pemuaian Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Tiga labu gelas berpipa yang
berukuran sama, bejana, dan tiga jenis zat cair (misalnya, air, minyak, dan
alkohol)
Prosedur Percobaan
- Isilah masing-masing labu gelas dengan air, minyak,
dan alkohol. Usahakan ketiga permukaan zat cair tingginya sama.
- Masukkan ketiga labu gelas ke dalam bejana yang
berisi air panas.
- Beberapa saat kemudian, perhatikan tinggi permukaan
zat cair dalam setiap labu gelas. Apakah ketiga zat cair memiliki tinggi
permukaan yang sama?
- Apakah kesimpulan kalian?
Kegiatan 5.2 menunjukkan bahwa
setelah labu gelas yang berisi zat cair dimasukkan ke dalam air panas, ternyata
tinggi zat cair tidak sama. Artinya, pemuaian zat cair bergantung pada jenis
zat cair. Besaran yang membedakan besarnya pemuaian zat adalah koefisien muai
volume. Tabel 5.2 menunjukkan koefisien muai volume beberapa zat cair.
Tabel 5.2 Koefisien Muai Volume
Beberapa Zat Cair
Jenis Zat Cair
|
Koefisien Muai Volume (per oC)
|
Raksa
|
0,00018
|
Alkohol metil)
|
0,00120
|
Alkohol (etil)
|
0,00110
|
Parafin
|
0,00090
|
Gliserin
|
0,00049
|
Kalian telah
mempelajari bahwa baik zat padat maupun zat cair mengalami pemuaian volume.
Akan tetapi, pemuaian volume zat cair biasanya lebih besar daripada pemuaian
volume zat padat. Dalam kehidupan sehari-hari kalian dapat menjumpai peristiwa
yang menunjukkan bahwa pemuaian zat cair lebih besar daripada pemuaian zat
padat. Misalnya, ketika kalian memanaskan air dengan menggunakan teko. Ketika
air dan teko dipanaskan, keduanya memuai. Perhatikan bahwa ketika air akan
mendidih terdapat air yang tumpah. Hal ini menunjukkan bahwa air (zat cair)
memuai lebih besar daripada teko (zat padat). Nah, sekarang coba sebutkan
beberapa contoh lain yang menunjukkan bahwa zat cair memuai lebih besar
daripada zat padat!
Anomali Air
Pada umumnya zat
akan memuai apabila dipanaskan. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk air
pada suhu antara 0
oC sampai 4
oC. Apabila air dipanaskan
dari suhu 0
oC sampai 4
oC, volume air menyusut dan
mencapai volume minimal pada suhu 4
oC. Setelah suhu 4
oC
volume air memuai apabila dipanaskan. Perilaku aneh air ini dinamakan
anomali air. Anomali sendiri artinya
ketidakteraturan. Gambar
5.7 menunjukkan
hubungan masa jenis air sebagai fungsi suhu. Sebagaimana telah kalian pelajari,
massa jenis zat
dinyatakan dengan rumus
Volume air minimal
terjadi pada suhu 4
oC. Karena
massa
air tetap, maka
massa
jenis air maksimum terjadi pada suhu 4
oC. Ketika air membeku menjadi
es, volumenya membesar. Itulah sebabnya es terapung pada permukaan air.
Parafin dan
bismuth merupakan contoh lain zat yang memiliki sifat anomali
seperti air.
pierecollege.com
Gambar 5.7 Grafik massa jenis air sebagai
fungsi suhu. Pada suhu 4oC volume air minimum sehingga massa jenisnya maksimum.
Sifat
anomali air memegang peranan penting pada kehidupan hewan dan tumbuhan air
selama musim dingin. Ketika air danau atau sungai bersuhu di atas 4oC
dan mulai mendingin karena bersentuhan dengan udara dingin di atasnya, air di
permukaan tenggelam karena memiliki massa
jenis yang lebih besar. Air yang tenggelam ini digantikan oleh air yang lebih
hangat di bawahnya. Proses ini berlangsung terus sampai suhunya mencapai 4oC.
Ketika suhu permukaan danau turun menjadi kurang dari 4oC, massa jenis air di permukaan lebih kecil daripada massa jenis air di
bawahnya. Akibatnya, aliran air ke dasar danau berhenti. Air di permukaan danau
tetap terjaga lebih dingin dibandingkan dengan air di bawahnya. Ketika air di
permukaan membeku, es terapung karena massa
jenis es lebih kecil daripada massa
jenis air. Air di dasar danau tetap 4oC sampai hampir seluruh
seluruh air membeku.
Apabila
air berperilaku seperti zat lain, penyusutan akan berlangsung terus ketika
terjadi pendinginan sehingga air di dasar danau akan membeku terlebih dahulu.
Apabila hal ini terjadi tentu akan membinasakan seluruh hewan dan tumbuhan di
dasar danau yang tidak tahan beku. Jadi, dengan adanya sifat anomali air
menyebabkan air jarang membeku seluruhnya. Lapisan es di permukaan danau dapat
berfungsi sebagai penyekat untuk mengurangi aliran kalor dari air ke udara
dingin di atasnya. Sifat anomali air yang sangat menakjubkan ini menyebabkan
hewan dan tumbuhan air di daerah dingin tidak punah selama musim dingin akibat
membekunya air.
3. Pemuaian Gas
Sifat gas adalah
volume berubah dan selalu mengisi seluruh ruangan. Oleh karena itu, apabila gas
dipanaskan volumenya memuai. Untuk menunjukkan bahwa gas memuai apabila
dipanaskan, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.3 di bawah ini.
Kegiatan 5.3 Menyelidiki
Pemuaian Gas
|
|
Alat dan Bahan
Botol, karet gelang, balon, dua
baskom, air panas dan air dingin secukupnya.
Prosedur Percobaan
- Masukkan mulut balon ke dalam mulut botol dan
ikatlah dengan karet gelang.
- Tuangkan air panas ke dalam baskom. Selanjutnya,
masukkan bagian bawah botol ke dalam air panas. Setelah ditunggu beberapa
saat, apa yang terjadi?
- Tuangkan air dingin ke dalam baskom. Selanjutnya,
pindahkan botol dari panas ke air dingin. Setelah ditunggu beberapa saat,
apa yang terjadi?
- Berdasarkan pengamatan pada langkah 2 dan 3, apakah
kesimpulan kalian?
Ketika kalian
memasukkan bagian bawah botol ke dalam baskom yang berisi air, udara dalam
botol memuai. Akibatnya, balon mengembang. Ketika bagian bawah botol dimasukkan
ke dalam baskom yang berisi air dingin, udara dalam botol suhunya turun
sehingga volumenya menyusut. Akibatnya, balon kempes. Jadi, Kegiatan 5.3
membuktikan bahwa udara (gas) memuai apabila dipanaskan.
Pengaruh suhu
terhadap volume gas dapat juga diselidiki dengan menggunakan alat yang
dinamakan dilatometer. Alat ini
terdiri atas labu kaca, sumbat karet, dan pipa kapiler panjang yang salah satu
ujungnya dimasukkan ke dalam labu kaca melalui sumbat karet. Untuk menggunakan
dilatometer, baliklah dilatometer dan masukkan ujung pipa kapiler ke dalam
bejana yang berisi air. Berdasarkan sifat pipa kapiler, air akan naik di dalam
pipa kapiler. Untuk menaikkan suhu udara dalam labu kaca dapat dilakukan dengan
memegang labu kaca dengan telapak tangan. Sambil memegang labu kaca, kalian
dapat mengamati perubahan ketinggian air dalam pipa kapiler. Beberapa saat
setelah labu kaca dipegang dengan telapak tangan, udara dalam labu suhunya naik
dan volumenya memuai. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan air dalam pipa
kapiler. Bagaimanakah peristiwa ini dapat dijelaskan? Ketika suhu udara dalam
labu kaca naik, volumenya membesar sehingga mendesak permukaan air dalam pipa
kapiler. Akibatnya, permukaan raksa dalam pipa kapiler turun.
Hasil
percobaan menunjukkan bahwa untuk semua jenis gas memiliki nilai koefisien muai
volume yang sama, yaitu
Pemuaian gas
dimanfaatkan untuk membuat termometer gas, yaitu termometer yang dapat
digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah. Seperti telah diuraikan pada
Bab 4, termometer gas helium pada tekanan rendah mampu mengukur suhu hingga
–250
oC. Bahan pengisi termometer gas adalah hidrogen, nitrogen, dan
helium.
B. Perpindahan Kalor
Untuk menjaga
supaya suhu di dalam lemari es tetap dingin, dinding lemari es dibuat rangkap
dua. Kalor dari luar lemari es diusahakan supaya tidak dapat masuk ke dalam
ruang pendingin. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan udara yang terletak di
antara dinding-dinding lemari es. Bagaimanakah proses terjadinya perpindahan
kalor? Mengapa udara mampu menghalangi aliran kalor?
Ada tiga cara perpindahan
kalor, yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi. Apakah perbedaan antara
konduksi, konveksi, dan radiasi? Pada bagian ini kalian akan mempelajari tiga
cara perpindahan kalor itu. Kalian juga akan mempelajari manfaat perpindahan
kalor dalam kehidupan sehari-hari.
1. Konduksi
Ketika kalian
memegang salah satu ujung batang tembaga dan meletakkan ujung batang yang lain
pada sumber panas, ujung yang dipegang menjadi panas. Peristiwa ini sangat
menarik, sebab ujung yang dipegang tidak ada kontak langsung dengan sumber
panas. Pada peristiwa ini telah terjadi perpindahan kalor dari ujung batang
tembaga yang lebih panas (suhu tinggi) ke ujung lain yang lebih dingin (suhu
rendah). Energi kalor dipindahkan melalui interaksi antarpartikel tembaga,
meskipun partikel-partikel itu sendiri tidak berpindah. Ketika salah satu ujung
tembaga dipanaskan, partikel-partikel yang terletak di ujung yang dipanaskan
itu bergetar dengan energi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
partikel-partikel di ujung yang lebih dingin. Partikel-partikel pada ujung yang
panas menabrak partikel-partikel di dekatnya serta memberikan sebagian
energinya. Partikel yang terdekat ini kembali menabrak partikel di dekatnya
lagi. Proses ini berlangsung di sepanjang batang, sehingga ujung batang yang
mula-mula dingin berubah menjadi panas.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalor dapat berpindah dari satu partikel
ke partikel lain tanpa disertai perpindahan partikel itu sendiri. Perpindahan
kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat dinamakan
konduksi. Sebagaimana telah kalian pelajari di depan, jarak antarpartikel zat
padat sangat dekat jika dibandingkan dengan zat cair dan gas. Oleh karena itu,
perpindahan kalor secara konduksi pada umumnya berlangsung melalui zat padat.
Kemampuan
suatu zat untuk menghantarkan kalor dinamakan daya hantar kalor. Daya hantar
kalor zat padat dapat diselidiki dengan alat Ingenhousz (Gambar 5.8). Alat ini terdiri atas sebuah bejana yang
dindingnya dapat dipasang beberapa zat padat yang berukuran sama. Ketika
digunakan, zat-zat padat dipasang pada tempatnya dan ujung-ujungnya ditetesi
lilin. Selanjutnya, Ingenhousz diberi air mendidih. Setelah ditunggu beberapa
saat dapat diketahui zat padat yang tetesan lilinnya paling cepat meleleh. Zat
padat yang tetesan lilinnya paling cepat meleleh menunjukkan bahwa zat padat
itu daya hantar kalornya paling baik. Sebaliknya, zat padat yang tetesan
lilinnya paling lama meleleh menunjukkan bahwa zat padat itu daya hantarnya
paling jelek. Untuk mengetahui penggunaan alat Ingenhousz, kalian dapat
melakukan Kegiatan 5.4 di bawah ini.
physics.kenyon.edu
Gambar 5.8 Alat
Ingenhousz untuk menyelidiki daya hantar kalor zat padat.
Kegiatan 5.4 Menyelidiki
Daya Hantar Kalor Zat Padat
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat Ingenhousz.
Prosedur Kegiatan
- Letakkan enam logam yang berukuran sama tetapi
berbeda jenis pada lubang-lubang bejana, sehingga salah satu dari setiap
ujung logam berada di dalam bejana.
- Berikan tetesan lilin pada setiap ujung logam yang
berada di luar bejana.
- Tuangkan air mendidih ke dalam bejana. Usahakan setiap
logam tercelup dalam air.
- Setelah ditunggu beberapa saat, perhatikan urutan
lilin yang meleleh.
- Logam manakah yang memiliki daya hantar kalor
paling baik? Logam manakah yang memiliki daya hantar kalor paling jelek?
Berdasarkan Kegiatan 5.4 dapat
disimpulkan bahwa tembaga adalah logam yang memiliki daya hantar kalor yang
baik. Sebaliknya, kayu, kaca, karton, dan plastik adalah zat padat yang
memiliki daya hantar jelek. Penghantar kalor yang baik dinamakan konduktor. Sebaliknya, penghantar kalor
yang jelek dinamakan isolator. Bahan
yang memiliki daya hantar kalor di antara konduktor dan isolator dinamakan semi
konduktor.
Apakah
zat cair merupakan penghantar kalor yang baik? Untuk menyelidiki daya hantar
kalor zat cair, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.5.
Kegiatan 5.5 Menyelidiki
Daya Hantar Kalor Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Tabung reaksi, statif, pemanas,
air dan es secukupnya.
Prosedur Kegiatan
- Masukkan sepotong es ke dalam tabung reaksi, kemudian
isilah tabung reaksi dengan air (Gambar 5.9).
- Panaskan bagian permukaan air sampai mendidih.
- Perhatikan keberadaan es di dasar tabung reaksi.
Apakah es melebur? Apakah kesimpulanmu?
www.gei.ie
Gambar 5.9
Menyelidiki daya hantar kalor pada zat cair.
Berdasarkan
Kegiatan 5.5 dapat diketahui bahwa air di permukaan tabung reaksi dapat
mendidih, tetapi es di dasar tabung
tidak melebur. Kalor di permukaan air tidak dapat berpindah melalui air ke
dasar tabung reaksi. Artinya, air tidak dapat menghantarkan kalor. Dengan
demikian, zat cair adalah bahan yang sukar menghantarkan kalor. Zat cair
bersifat isolator.
Bagaimanakah
kemampuan gas dalam menghantarkan kalor? Untuk menyelidiki daya hantar kalor gas,
kalian dapat melakukan Kegiatan 5.6.
Kegiatan 5.6 Menyelidiki
Daya Hantar Kalor Gas
|
|
Alat dan Bahan
Gelas kimia besar, gelas kimia
kecil, karton tebal, dan air mendidih
Prosedur Kegiatan
- Letakkan karton tebal di dalam gelas kimia yang
besar. Selanjutnya, masukkan gelas
kimia kecil ke dalam gelas kimia besar. Jadi, gelas kimia kecil dan gelas
kimia besar dipisahkan oleh karton tebal (Gambar 5.10).
- Tuangkan air mendidih ke dalam gelas kimia kecil.
Usahakan air tidak tumpah ke dalam gelas kimia besar.
- Setelah ditunggu beberapa saat, sentuhlah gelas
kimia kecil dan gelas kimia besar. Bagaimanakah perasaanmu? Apakah
kesimpulanmu?
Gambar 5.10
Menyelidiki daya hantar kalor pada gas.
Berdasarkan
Kegiatan 5.6 dapat disimpulkan bahwa meskipun dalam gelas kimia besar terdapat
sumber panas, tetapi gelas kimia besar
tetap dingin. Kalor dari gelas kimia kecil tidak dapat berpindah ke gelas
kimia yang besar, sebab di antara kedua gelas kimia dipisahkan oleh karton
tebal dan udara. Jadi, karton dan udara tidak dapat menghantarkan kalor. Dengan
kata lain, udara adalah isolator.
Panci
dan alat-alat masak yang lain pada umumnya dibuat dari bahan konduktor. Dengan
demikian, panas mudah berpindah dari api ke bahan makanan sehingga masakan
cepat masak. Mendidihkan air dengan menggunakan panci yang terbuat dari
aluminium tentu akan lebih cepat dibandingkan dengan mendidihkan air dengan
menggunakan bejana yang dibuat dari tanah liat (gerabah). Hal ini karena
aluminium memiliki daya hantar kalor yang lebih baik daripada gerabah.
Bagian
bawah seterika dibuat dari bahan konduktor supaya dapat menghantarkan kalor
yang berasal dari energi listrik ke pakaian dengan cepat. Dengan demikian, pakaian
menjadi cepat panas sehingga pekerjaan cepat selesai. Akan tetapi, pegangan
seterika dibuat dari plastik (isolator) supaya tangan tidak terasa panas.
Mengapa lantai ubin terasa lebih
dingin di telapak kaki daripada permadani yang menyelimuti lantai ubin? Ubin
merupakan konduktor yang lebih baik daripada permadani. Perpindahan kalor dari
kaki menuju permadani tidak dapat berlangsung dengan cepat, sehingga permadani dapat
memanaskan telapak kaki lebih lama. Akibatnya, telapak kaki yang menginjak
permadani terasa hangat. Sebaliknya, ubin dapat memindahkan kalor lebih cepat
daripada permadani. Artinya, ubin dapat mengambil kalor dari telapak kaki lebih
banyak. Akibatnya, telapak kaki suhunya lebih cepat turun dan terasa lebih
dingin.
2. Konveksi
Konveksi adalah
perpindahan kalor karena gerakan partikel-partikel dalam fluida. Fluida adalah
zat yang dapat mengalir. Jadi, zat cair dan gas adalah fluida. Bagaimanakah
proses terjadinya konveksi dalam zat cair? Untuk menjawab pertanyaan ini,
kalian dapat melakukan Kegiatan 5.7 atau Kegiatan 5.8 di bawah ini.
Kegiatan 5.7
Konveksi dalam Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat konveksi zat
cair, serbuk gergaji, pembakar spiritus, dan air.
Prosedur Kegiatan
- Masukkan sejumlah air dan serbuk gergaji ke dalam
alat konveksi (Gambar 5.11).
- Panaskan salah satu sudut bagian bawah alat
konveksi dan tunggu beberapa saat.
- Apa yang terjadi dengan air dan serbuk gergaji?
bluffton.edu
Gambar 5.11 Alat
konveksi zat cair.
Kegiatan 5.8
Konveksi dalam Zat Cair
|
|
Alat dan Bahan
Gelas kimia, pipa kaca, pembakar
spiritus kristal potasium permanganat, dan air secukupnya.
Prosedur Kegiatan
- Isilah gelas kimia dengan air sampai hampir penuh
(Gambar 5.12).
- Letakkan kristal potasium permanganat di dasar
gelas kimia dengan menggunakan pipa kaca. Untuk menjaga supaya air
berwarna yang ada dalam pipa tidak mewarnai air dalam gelas kimia, angkat
pipa kaca itu sambil menutup ujung pipa dengan menggunakan telunjuk.
- Panaskan gelas kimia tepat di bawah kristal
potasium permanganat dengan pembakar spiritus.
- Amati aliran warna dalam air. Kalian dapat
mengamati kegiatan ini setelah mengamati satu kali lingkaran warna
potasium permanganat.
Gambar 5.12 Aliran
konveksi dalam zat cair.
Berdasarkan
Kegiatan 5.7 dan Kegiatan 5.8 tampak bahwa pemanasan menyebabkan serbuk gergaji
dan zat warna potasium permanganat bergerak ke atas. Gerak ke atas serbuk
gergaji dan zat warna potasium permanganat disebabkan oleh naiknya suhu air.
Bagaimanakah peristiwa ini dapat dijelaskan? Kalor dari pembakar spiritus
menaikkan suhu air. Akibatnya, volume air memuai dan massa jenis air berkurang. Karena massa jenis air berkurang,
air menjadi lebih ringan sehingga air panas bergerak ke atas. Tempat yang
ditinggalkan oleh air panas diisi oleh air dingin, sebab air dingin memiliki massa jenis lebih kecil
daripada air panas. Jadi, air panas bergerak ke atas dan air dingin bergerak ke
bawah. Hal ini tampak dari gerakan serbuk gergaji dan warna potasium
permanganat. Pergantian antara air panas dan air dingin berlangsung terus
sampai air mendidih.
Pada
Kegiatan 5.5, memanaskan permukaan air dalam tabung reaksi yang dasarnya diberi
es tidak terjadi proses konveksi sehingga es tidak dapat melebur. Mengapa
demikian? Konveksi hanya terjadi apabila terjadi perbedaan massa jenis. Air panas pada permukaan tabung
reaksi tidak dapat menimbulkan aliran kalor ke dasar tabung, sebab air panas di
permukaan tabung memiliki massa
jenis yang lebih kecil daripada air dingin di bawahnya. Akibatnya, air panas
tidak dapat bergerak turun sehingga es tidak dapat melebur.
Seperti
telah disebutkan di depan, peristiwa konveksi terjadi dalam zat cair dan gas.
Jadi, konveksi dapat terjadi di udara (Gambar 5.13). Kegiatan 5.9 membuktikan
terjadinya proses konveksi di udara.
|
|
Kegiatan 5.9
Konveksi dalam Gas
|
|
Alat dan Bahan
Seperangkat alat konveksi udara,
lilin, dan obat nyamuk bakar
Prosedur Kegiatan
- Letakkan lilin menyala di bawah salah satu cerobong
asap.
- Bakarlah obat nyamuk dan letakkan di atas cerobong
asap yang lain.
- Perhatikan aliran asap obat nyamuk.
- Apakah kesimpulanmu?
uogelph.ca
Gambar 5.13 Proses
konveksi di udara.
Lilin menyala yang diletakkan di
bawah cerobong menyebabkan udara panas. Udara panas memiliki massa jenis kecil sehingga bergerak ke atas.
Udara dingin (memiliki massa
jenis besar) di sekelilingnya mengisi tempat yang ditinggalkan udara panas.
Sirkulasi udara ini tampak dari gerakan asap obat nyamuk.
Peristiwa Konveksi dalam Kehidupan Sehari-hari
Konveksi memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak peristiwa yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan berdasarkan proses konveksi.
a. Cerobong Lampu Teplok
Nyala lampu
teplok yang diberi cerobong kaca ternyata lebih terang daripada nyala lampu
teplok tanpa cerobong kaca. Proses pembakaran sumbu lampu teplok bercerobong
lebih banyak mendapat oksigen. Nyala lampu menyebabkan suhu udara di atasnya
naik sehingga udara panas akan meninggalkan cerobong. Udara dingin yang banyak mengandung
oksigen akan mengisi daerah yang ditinggalkan oleh udara panas melalui bagian
bawah cerobong kaca. Jadi, nyala lampu menjadi terang karena mendapat banyak
oksigen.
b.
Sistem
Ventilasi di Rumah
Konveksi udara
secara alami terjadi pada sistem ventilasi rumah (Gambar 5.14). Udara panas di
dalam rumah bergerak ke atas dan keluar melalui lubang ventilasi. Tempat yang
ditinggalkan udara panas ini kemudian diisi oleh udara dingin di sekitarnya.
Akibatnya, di dalam rumah terjadi proses sirkulasi udara sehingga di dalam
rumah terasa nyaman.
Gambar
5.14 Sistem ventilasi udara.
c. Angin Laut dan Angin Darat
Pada siang hari
daratan dan lautan menerima kalor yang berasal dari matahari. Karena kalor
jenis air laut lebih besar daripada kalor jenis tanah (daratan), sehingga
kenaikan suhu air laut lebih rendah daripada kenaikan suhu daratan. Akibatnya,
suhu udara di atas permukaan laut lebih kecil daripada suhu udara di daratan.
Dengan kata lain, udara di atas daratan lebih panas daripada udara di atas
permukaan laut. Dengan demikian, udara di atas lebih ringan sehingga bergerak
ke atas. Tempat udara yang ditinggalkan ini kemudian diisi oleh udara dingin
yang berasal dari laut. Jadi, pada siang hari terjadi angin laut: angin yang
berasal dari laut menuju ke darat (Gambar 5.15a).
Pada
malam hari udara di atas permukaan laut lebih panas daripada udara di atas
daratan. Akibatnya, udara di atas permukaan laut bergerak naik dan tempatnya
diisi oleh udara dingin yang berasal dari daratan. Jadi, pada malam hari
terjadi angin darat: angin yang berasal dari darat ke laut (Gambar 5.15b).
Angin
darat yang terjadi malam hari sering dimanfaatkan oleh para nelayan untuk pergi
ke laut untuk menangkap ikan. Sebaliknya, angin laut yang terjadi pada siang
hari dimanfaatkan oleh para nelayan untuk kembali ke darat. Dengan demikian,
apabila ingin mencari ikan segar hasil tangkapan para nelayan kalian harus
menunggu datangnya nelayan dari laut lepas di siang hari.
(a)
(b)
energyquest.ca.gov
Gambar 5.15 (a) Angin
laut pada siang hari dan (b) angin darat pada malam hari.
Pertanyaan Diskusi
1.
Jika kalian membakar sampah, asap bergerak ke atas.
Mengapa demikian?
2.
Jelaskan prinsip kerja cerobong asap di pabrik-pabrik.
Science, Technology, and Society
|
|
3. Radiasi
Ketika kalian
berkemah dan membuat api unggun, bagaimanakah caranya panas api unggun itu
sampai ke tubuh kalian sehingga terasa hangat? Panas yang berasal dari api
ungun sampai ke tubuh kalian jelas tidak melalui konveksi. Seperti telah
diuraikan di depan, udara panas yang ditimbulkan oleh api unggun tidak menyebar
ke arah horizontal, melainkan bergerak ke atas. Hal ini terjadi karena udara
panas massa
jenisnya kecil, sehingga bergerak ke atas. Panas api unggun sampai ke tubuh
kalian juga tidak melalui konduksi, sebab tidak ada zat padat yang
menghubungkan antara api unggun dan tubuh kalian. Jadi, panas api unggun sampai
ke tubuh kalian tidak melalui zat perantara. Nah, perpindahan kalor tanpa
melalui zat perantara dinamakan radiasi atau pancaran.
Panas
matahari sampai ke permukaan bumi juga melalui proses radiasi atau pancaran.
Untuk sampai ke permukaan bumi matahari harus melalui jarak ribuan kilometer.
Meskipun di atmosfer terdapat ruang hampa udara, ternyata panas matahari tetap
sampai ke permukaan bumi. Jadi, radiasi matahari dapat melewati ruang hampa.
Radiasi matahari dapat melewati ruang
hampa karena energi panas matahari dipancarkan dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.
Apabila
suatu zat menerima kalor yang berasal dari proses radiasi, kalor itu akan diteruskan, dipantulkan, atau
diserap oleh zat itu. Setiap zat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
meneruskan, memantulkan, dan menyerap kalor yang diterima. Ada beberapa zat yang dapat menjadi panas
apabila menerima kalor. Sebaliknya, ada beberapa zat yang tidak dapat menjadi
panas apabila menerima kalor. Zat yang dapat menjadi panas apabila menerima
panas dinamakan aterman, misalnya
udara. Zat yang tidak menjadi panas apabila menerima panas dinamakan diaterman, misalnya ruang hampa.
Seperti
telah disebutkan di atas, setiap zat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menyerap kalor yang diterimanya. Untuk menyelidiki kemampuan zat menyerap atau
memancarkan kalor dapat digunakan alat yang dinamakan termoskop
(Gambar 5.16). Ada
dua macam termoskop, yaitu:
- termoskop dengan dua bola kaca, berwarna hitam dan
berwarna bening, berfungsi untuk menyelidiki kemampuan benda menyerap
kalor;
- termoskop dengan dua bola kaca bening yang
dilengkapi dengan kubus leslie, berfungsi untuk menyelidiki kemampuan
benda memancarkan kalor.
Bola-bola kaca pada termoskop
dihubungkan dengan pipa kaca yang di dalamnya berisi alkohol. Kubus leslie
adalah suatu kubus yang setiap sisi dinding luarnya memiliki warna-warna yang
berbeda (Gambar 5.17). Beberapa warna yang sering digunakan adalah putih
mengkilap, hitam kusam, kuning, dan merah.
Untuk menyelidiki kemampuan benda
menyerap kalor, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.10 di bawah ini.
Kegiatan 5.10
Menyelidiki Kemampuan Zat Menyerap Kalor
|
|
Alat dan Bahan
Termoskop dengan dua kaca berbeda
warna dan lilin
Prosedur Kegiatan
- Letakkan lilin menyala di antara dua bola kaca
termoskop.
- Setelah ditunggu beberapa saat, perhatikan tinggi
permukaan alkohol pada pipa kaca.
- Apakah kesimpulan kalian?
inpr.fr
Gambar 5.16 Termoskop
untuk menyelidiki kemampuan zat menyerap kalor.
Berdasarkan Kegiatan 5.10,
setelah lilin dipasang, tampak bahwa permukaan alkohol pada pipa di bawah bola
kaca berwarna hitam ternyata lebih rendah daripada permukaan alkohol pada pipa
kaca di bawah bola berwarna bening. Turunnya permukaan alkohol di bawah bola
kaca berwarna hitam ini disebabkan oleh pemuaian udara di atasnya. Hal ini
terjadi karena pemuaian udara di dalam bola kaca berwarna hitam. Bola kaca
berwarna hitam lebih banyak menyerap kalor daripada bola kaca berwarna bening.
Akibatnya, udara dalam bola kaca berwarna hitam pemuaiannya lebih besar
daripada udara dalam bola kaca berwarna bening. Berdasarkan Kegiatan 5.10 dapat
disimpulkan bahwa benda berwarna hitam (gelap) lebih banyak menyerap kalor
daripada benda berwarna bening.
Untuk menyelidiki
kemampuan benda memancarkan kalor, kalian dapat melakukan Kegiatan 5.11 di
bawah ini.
Kegiatan 5.11
Menyelidiki Kemampuan Benda Memancarkan Kalor
|
|
Alat dan Bahan
Termoskop dengan dua bola kaca
berwarna bening dan kubus leslie
Prosedur Kegiatan
- Letakkan kubus leslie di antara dua bola kaca
termoskop.
- Tuangkan air panas ke dalam kubus leslie
- Setelah ditunggu beberapa saat, perhatikan tinggi
permukaan alkohol pada pipa kaca.
- Apakah kesimpulan kalian?
Hasil Kegiatan 5.11 menunjukkan
bahwa permukaan alkohol yang berhubungan dengan bola kaca yang berhadapan
dengan dinding kubus leslie warna terang (putih mengkilap) ternyata lebih
tinggi daripada permukaan alkohol pada pipa di sebelahnya. Artinya, udara dalam
bola kaca yang berhadapan dengan dinding kubus leslie berwarna hitam memuai
lebih besar. Jadi, benda yang permukaannya
berwarna hitam lebih banyak memancarkan kalor daripada benda yang permukaannya
putih mengkilap.
Gambar 5.17 Kubus
leslie.
Berdasarkan
Kegiatan 5.10 dan Kegiatan 5.11 dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Benda yang permukaannya hitam merupakan penyerap
sekaligus pemancar kalor yang baik.
- Benda yang permukaannya putih merupakan penyerap
sekaligus pemancar kalor yang buruk.
|
|
Science, Technology, and Society
|
|
1. Seragam Anak Sekolah: Baju
Berwarna Putih
Tahukah alasannya mengapa pakaian
seragam anak-anak sekolah bajunya berwarna putih? Pertanyaan ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan ilmu fisika. Indonesia
dilalui oleh garis katulistiwa, sehingga Indonesia berhawa panas. Seperti
telah diuraikan di atas, warna putih merupakan penyerap sekaligus pemancar
kalor paling buruk. Jadi, panas matahari sukar diserap oleh warna putih.
Akibatnya, dengan menggunakan warna putih anak-anak sekolah menjadi terasa
lebih nyaman. Kalian bisa membayangkan, betapa gerahnya apabila baju seragam
sekolah berwarna hitam!
2. Microwave Oven
Perpindahan kalor secara radiasi dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip
kerja alat untuk memasak yang dikenal sebagai microwave oven (Gambar 5.18). Microwave atau gelombang mikro
merupakan salah satu jenis radiasi elektromagnetik yang dapat diserap oleh
molekul-molekul air. Dalam microwave oven, gelombang mikro didistribusikan dari
logam yang berputar serta logam pada dinding-dindingnya. Gelombang mikro mampu
menembus plastik pembungkus makanan atau piring sehingga dapat diserap oleh
molekul-molekul air dalam makanan. Penyerapan gelombang mikro ini menyebabkan
makanan menjadi panas dan menjadi matang.
merrietta.edu
Gambar 5.18 Microwave oven.
Akhir-akhir ini kita sering
mendengar istilah efek rumah kaca, yaitu gejala fisika yang berhubungan dengan
radiasi matahari. Nah, tugas kalian adalah membuat karya tulis yang menjelaskan
efek rumah kaca. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadi efek rumah
kaca. Di samping itu, jelaskan pula dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkannya.
Untuk mencari bahan bacaan, kalian dapat menggunakan internet.
RANGKUMAN
Ø Pemuaian
adalah pertambahan ukuran zat akibat pemanasan.
Ø Musschenbroek adalah alat yang digunakan
untuk mempelajari pemuaian panjang.
Ø Pertambahan
panjang zat padat dapat dihitung dengan menggunakan rumus
dengan
adalah pertambahan
panjang,
adalah panjang zat padat mula-mula,
adalah perubahan suhu,
dan
adalah koefisien muai
panjang.
Ø Apabila
air dipanaskan dari suhu 0oC sampai 4oC, volume air
menyusut dan mencapai volume minimal pada suhu 4oC. Peristiwa ini
dinamakan anomali air.
Ø Volume
air minimal terjadi pada suhu 4oC. Oleh karena itu, massa jenis air maksimum
terjadi pada suhu 4oC.
Ø Parafin dan bismuth merupakan dua zat yang memiliki sifat anomali.
Ø Dilatometer
adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap volume gas.
Ø Semua
jenis gas memiliki nilai koefisien muai volume yang sama, yaitu
Ø Perpindahan
kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat dinamakan
konduksi. Konduksi terjadi dalam zat padat.
Ø Ingenhousz adalah yang digunakan untuk menyelidiki daya
hantar kalor zat padat.
Ø Penghantar
kalor yang baik dinamakan konduktor.
Sebaliknya, penghantar kalor yang jelek dinamakan isolator. Bahan yang memiliki daya hantar kalor di antara konduktor
dan isolator dinamakan semi konduktor.
Ø Konveksi
adalah perpindahan kalor karena gerakan partikel-partikel dalam fluida.
Konveksi dapat terjadi dalam zat cair dan gas.
Ø Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.
SOAL-SOAL
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang tepat!
1.
Sebatang logam pada suhu 0oC panjangnya 1 m.
Jika koefisien muai panjang logam 0,0005/oC, maka panjang logam pada
suhu 30oC adalah ….
A.
101,5 cm C.
113,5 cm
B.
105,3 cm D.
115,6 cm
2.
Sebatang tembaga dengan panjang 10 m dipanaskan hingga
mencapai kenaikan suhu 20oC. Koefisien muai panjang tembaga
0,000017/oC. Pertambahan panjang tembaga adalah ….
A.
1,034 m C.
0,0034 m
B.
0,034 m D. 1,0034 m
3.
Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi masalah
pemuaian, kecuali:
A.
gelas dari dalam lemari es tidak langsung diisi dengan
air panas
B.
memompa ban sepeda hingga tekanannya maksimum
C.
membuat celah pada sambungan rel kereta api
D.
membuat celah pada ujung jembatan
4.
Pertambahan panjang sebatang logam tidak tergantung
pada ….
A.
koefisien muai panjang
B.
panjang mula-mula
C.
kenaikan suhu
D.
massa
logam
5.
Jika air dengan suhu 15oC dipanaskan hingga
mencapai suhu 75oC, maka ….
A.
massa jenis air turun C. massa air turun
B.
massa jenis air naik D. massa air naik
6.
Sifat anomali air menunjukkan bahwa massa jenis air ….
A.
terbesar pada suhu 4oC
B.
terkecil pada suhu 4oC
C.
berkurang apabila dipanaskan
D.
bertambah apabila didinginkan
7.
Sebatang logam yang panjangnya 100 cm memiliki
koefisien muai panjang 0,00002/oC. Apabila logam dipanaskan sehingga
terjadi kenaikan suhu 50oC akan terjadi pertambahan panjang sebesar
….
A.
0,10 cm C.
1,001 cm
B.
0,15 cm D.
0,001 cm
8.
Apabila sejumlah air didinginkan dari 10oC
menjadi 0oC, volumenya akan ….
A.
bertambah
B.
berkurang
C.
bertambah kemudian berkurang
D.
berkurang kemudian bertambah
9.
Apabila sebatang keping bimetal dipanaskan, maka
bimetal akan melengkung ke arah logam yang memiliki ….
A. massa jenis lebih besar
B. massa jenis lebih kecil
C. koefisien
muai panjang lebih besar
D. koefisien
muai panjang lebih kecil
10. Sebatang
logam dengan koefisien muai panjang a mula-mula panjangnya l0. Apabila logam itu dipanasi sehingga terjadi kenaikan
suhu Dt, maka pertambahan panjang logam dapat
dihitung dengan rumus ….
A.
C.
B.
D.
11. Panci
yang diisi air sampai penuh, ternyata ada sebagian air yang tumpah apabila
dipanaskan. Hal ini menunjukkan bahwa ….
A.
koefisien muai volume air lebih kecil daripada
koefisien muai volume panci
B.
koefisien muai volume air lebih besar daripada
koefisien muai volume panci
C.
massa jenis panci lebih
besar daripada massa
jenis air
D.
koefisien muai panjang panci lebih besar daripada
koefisien muai volume air
12. Permukaan
raksa dalam termometer naik jika suhunya makin tinggi. Hal ini disebabkan oleh
….
- raksa memuai, sedangkan kaca tidak
- koefisien muai raksa lebih besar daripada kaca
- koefisien muai raksa lebih kecil daripada kaca
- kaca adalah penghantar panas yang baik
13. Perpindahan
kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat dinamakan ….
A.
konduksi C.
radiasi
B.
konveksi D.
induksi
14. Perpindahan
kalor yang dapat terjadi pada ruang hampa adalah ….
A.
konduksi C.
radiasi
B.
konveksi D.
induksi
15. Pakaian
warna hitam apabila dijemur akan lebih cepat kering daripada pakaian warna
putih. Hal ini disebabkan karena ….
A.
warna putih tidak dapat menyerap kalor
B.
warna putih sangat mudah menyerap kalor
C.
warna hitam sangat mudah menyerap kalor
D.
warna hitam memiliki kalor jenis yang tinggi
B. Uraian
Petunjuk: Kerjakan soal-soal di
bawah ini!
Tingkat I
Pemuian Zat
- Semua bahan akan memuai apabila dipanaskan.
Benarkah pernyataan ini? Jelaskan.
- Massa
jenis air paling kecil pada suhu 4oC. Benarkah pernyataan ini?
Jelaskan.
- Koefisien muai panjang baja adalah a
= 0,000012/oC. Apakah artinya?
- Sebuah penggaris baja (a
= 0,000012/oC) pada suhu 30oC panjangnya 100 cm.
Berapakah panjang baja pada suhu 100oC?
- Sebatang tembaga (a
= 0,000017/oC) pada suhu 20oC panjangnya 80 cm.
Berapakah pertambahan panjang tembaga apabila dipanaskan sampai suhu 100oC?
- Air dengan suhu 0oC apabila dipanaskan
sampai suhu 3oC volume bertambah besar. Benarkah pernyataan
ini? Jelaskan.
- Sebuah cincin baja dipanaskan dari 20oC
sampai 80oC. Apakah lubang cincin akan membesar atau mengecil?
Jelaskan.
- Apakah yang dimaksud dengan anomali air? Jelaskan.
- Apakah yang dimaksud bimetal? Jelaskan.
- Mengapa kaca jendela yang bingkainya dibuat dari
kayu ketika hujan deras tiba-tiba pecah?
Perpindahan Kalor
- Apakah perbedaan antara konduktor dan isolator?
- Jelaskan perbedaan antara konduksi, konveksi, dan
radiasi ditinjau gerak partikel-partikelnya dalam zat.
- Dapatkah cahaya matahari memasuki ruang hampa
udara? Jelaskan.
Tingkat II
- Sebuah cincin baja pada suhu 25oC
memiliki jari-jari 5 cm. Cincin itu akan dipasang pada sebuah bingkai yang
jari-jarinya 5,02 cm. Jika koefisien muai panjang baja 0,000012/oC,
sampai suhu berapakah cincin harus dipanaskan supaya dapat masuk pada
bingkainya?
- Suatu bejana gelas dengan volume 100 cm3
pada suhu 30oC diisi alkohol sampai penuh. Jika bejana itu
dipanaskan sampai suhu 80oC adakah alkohol yang tumpah?
(koefisien muai panjang gelas 0,000009/oC, koefisien muai
volume alkohol 0,00120/oC).